Lonjakan Penjualan Mobil Listrik di Indonesia: Menyusuri Tren 5 Tahun Terakhir dan Tantangan Infrastruktur

Selasa, 14 Januari 2025 | 10:35:05 WIB
Lonjakan Penjualan Mobil Listrik di Indonesia: Menyusuri Tren 5 Tahun Terakhir dan Tantangan Infrastruktur

JAKARTA - Penjualan mobil listrik di Indonesia telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam lima tahun terakhir. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan bahwa tren ini tidak hanya diwarnai oleh meningkatnya jumlah penjualan, tetapi juga didorong oleh berbagai insentif pemerintah serta tantangan infrastruktur yang masih membayangi. Dalam periode 2020 hingga 2024, penjualan mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) melesat drastis, didukung oleh kebijakan dan investasi yang semakin fokus pada kendaraan rendah emisi di Indonesia.

Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, mengungkapkan bahwa tren positif dalam penjualan mobil listrik ini menjadi sinyal bagi perubahan paradigma transportasi di Tanah Air. "Tren penjualan mobil listrik itu bagus, tetap akan meningkat, seperti halnya hybrid, maupun PHEV [Plug-in Hybrid Electric Vehicle], akan terus meningkat," ujar Jongkie kepada Bisnis.

Berdasarkan data Gaikindo yang dilansir Bisnis pada Selasa, 14 Januari 2025, penjualan BEV di Indonesia mulai tercatat pada 2020 dengan angka permulaan yang sangat minim, yakni hanya 125 unit. Lima tahun kemudian, pada 2024, angka ini melonjak drastis menjadi 43.188 unit. Peningkatan penjualan yang signifikan ini dipicu oleh berbagai kebijakan pemerintah dan minat konsumen yang mulai beralih ke kendaraan ramah lingkungan.

Subsidi dan Kebijakan Pemerintah Sebagai Pendorong Utama

Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan berbagai insentif untuk mendukung penetrasi mobil listrik di pasar domestik. Salah satu kebijakan yang berdampak besar adalah pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bagi kendaraan listrik dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) minimal 40%. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun 2023, insentif ini memungkinkan produsen untuk memberikan harga yang lebih kompetitif di pasar. Dengan insentif PPN sebesar 10%, konsumen hanya perlu membayar PPN 1% dari harga mobil yang memenuhi kriteria TKDN saat PPN masih terhitung 11%.

Sejak kebijakan ini diterapkan pada 1 April 2023, penjualan BEV melonjak dari 17.051 unit pada 2023 menjadi 43.188 unit pada tahun berikutnya. Kebijakan semacam ini tidak hanya memacu penjualan tetapi juga menarik perhatian produsen otomotif untuk lebih serius mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia, termasuk investasi dalam fasilitas perakitan lokal.

Tantangan Infrastruktur: Kebutuhan Mendesak untuk Charging Station

Meskipun pertumbuhan penjualan mobil listrik terus meningkat, Gaikindo mencatat bahwa kontribusi BEV terhadap total penjualan mobil nasional masih relatif kecil. Pada 2024, hanya 4,98% dari total penjualan mobil sebanyak 865.723 unit merupakan mobil listrik. Salah satu faktor penghambat utama adalah minimnya infrastruktur pengisian daya atau charging station.

"Mobil listrik masih perlu charging station, sedangkan charging station-nya sangat kurang. Orang kalau mau beli BEV kan pasti berpikir, akan ngecas di mana?" kata Jongkie. Infrastruktur pengisian daya yang terbatas membuat konsumen ragu untuk beralih sepenuhnya ke mobil listrik, meskipun manfaat jangka panjangnya sangat positif.

Untuk mengatasi masalah ini, Gaikindo mendorong pemerintah dan pemerintah daerah untuk segera memperbanyak infrastruktur pengisian daya. Jongkie mengusulkan agar pemerintah daerah membuat peraturan yang mewajibkan setiap gedung berlantai lebih dari lima untuk menyediakan charging station. "Nah, jadi Pemda perlu membuat peraturan setiap gedung berlantai di atas 5 harus memiliki charging station sebanyak, misalnya 1% dari total jumlah tempat parkir. Jadi kalau 300 tempat parkir, ya sudah pasang 3 charging station, kan tinggal terbitkan Perda," tambah Jongkie.

Angka-angka Pertumbuhan Penjualan Mobil Listrik di Indonesia*     

Untuk memahami lebih dalam pertumbuhan yang telah terjadi, berikut adalah data penjualan mobil listrik di Indonesia selama lima tahun terakhir:

- 2020: 125 unit (0,02% dari total wholesale 532.027 unit)
- 2021: 687 unit (0,07% dari total wholesale 887.202 unit)
- 2022: 10.327 unit (0,98% dari total wholesale 1.048.040 unit)
- 2023: 17.051 unit (1,69% dari total wholesale 1.005.802 unit)
- 2024: 43.188 unit (4,98% dari total wholesale 865.723 unit)

Dengan kenaikan sebanyak 34.450% dalam penjualan dari 2020 hingga 2024, tren ini menunjukkan potensi besar bagi perkembangan mobil listrik di Indonesia. Namun, keberhasilan ini memerlukan dukungan berkelanjutan dari semua pihak, termasuk konsumen, produsen, serta pemerintah pusat dan daerah, dalam menghadapi tantangan infrastruktur yang ada.

Sementara tren ini menawarkan peluang besar dalam hal inovasi dan pertumbuhan ekonomi, gagasan untuk mempercepat transisi ke mobil listrik di Indonesia harus dibarengi dengan kesiapan logistik dan infrastruktur untuk mengimbangi permintaan dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.

Terkini