KEK Indonesia Raih Investasi Rp 82,6 Triliun di 2024, Serap 42.930 Tenaga Kerja

Rabu, 08 Januari 2025 | 16:05:38 WIB
KEK Indonesia Raih Investasi Rp 82,6 Triliun di 2024, Serap 42.930 Tenaga Kerja

Jakarta - Selama tahun 2024, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia berhasil mencatatkan prestasi gemilang dengan menghimpun investasi sebesar Rp 82,6 triliun. Tidak hanya itu, kawasan-kawasan tersebut juga telah menyerap tenaga kerja sebanyak 42.930 orang. 

Angka ini menambah catatan kesuksesan KEK sejak 2012, yang secara kumulatif telah menarik investasi sebesar Rp 256,7 triliun dan mempekerjakan 156.208 orang, serta melibatkan sebanyak 394 pelaku usaha, Rabu, 8 Januari 2025.

KEK di Indonesia, yang telah ditetapkan sejak beberapa tahun lalu, menunjukkan perkembangan yang pesat. Hingga kini, terdapat 24 KEK yang tersebar dan beroperasi di berbagai sektor, seperti manufaktur, ekonomi digital, kesehatan, dan pendidikan. Tidak ketinggalan, ada pula KEK yang bergerak dalam aktivitas maintenance, repair, dan overhaul (MRO) untuk pesawat.

“Dengan capaian tersebut, kita, seluruh pejabat dan pegawai di Sekretariat Dewan Nasional (Denan) KEK, termasuk juga administrator KEK, ditantang untuk lebih bisa meningkatkan lagi kontribusi nyata dengan mendukung pengembangan KEK guna memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan harus mencapai 8%,” ungkap Plt Sekjen KEK Rizal Edwin Manansang dalam keterangan resminya, Rabu, 8 Januari 2025.

Dari total 24 KEK yang tersebar di Indonesia, delapan KEK yang dianggap unggulan, seperti KEK Kendal, KEK Sei Mangkei, KEK Mandalika, KEK Nongsa, KEK Sanur, KEK Singhasari, KEK Kura Kura Bali, dan KEK Lido, telah menunjukkan kemajuan signifikan. Kawasan ini telah merealisasikan sebagian besar target investasi mereka dengan angka di atas 75%. Di sisi lain, beberapa KEK seperti KEK Batam Aero Technic (BAT), KEK Sanur, dan KEK Kura Kura Bali menonjol dalam hal penyerapan tenaga kerja.

Namun, tantangan masih menghadang perkembangan KEK di Indonesia. Infrastruktur, kemudahan perizinan, serta lokasi strategis menjadi beberapa faktor penting yang harus diperhatikan agar KEK bisa berkembang lebih optimal. Sebagaimana diungkapkan oleh ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ariyo DP Irhamna, setiap daerah yang masuk dalam KEK harus memastikan kemajuan infrastrukturnya.

“Infrastrukturnya harus dibangun dahulu, dan yang utama adalah lokasi ini penting. Lokasi KEK seharusnya terintegrasi dengan pelabuhan-pelabuhan besar,” ujar Ariyo. Hal ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investor untuk menanamkan modalnya di KEK.

KEK di Indonesia memang diharapkan menjadi salah satu motor penggerak perekonomian nasional. Dengan adanya kemudahan perizinan, insentif fiskal, dan fasilitas yang menarik, KEK menawarkan potensi besar bagi para investor. Tak heran jika pemerintah terus berupaya meningkatkan daya tarik KEK baik dari segi regulasi maupun infrastruktur.

Keberhasilan KEK dalam menarik investasi dan menyerap tenaga kerja memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional, terutama dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. Dengan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, KEK diharapkan dapat menjadi contoh sukses dalam pengembangan kawasan ekonomi di Indonesia.

Selain itu, kerja sama antara KEK dan stakeholder terkait sangat penting untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Dengan pendekatan yang berkelanjutan, KEK dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Dalam jangka panjang, pengembangan KEK juga diharapkan dapat mendorong pemerataan pembangunan di berbagai daerah, mengurangi ketimpangan antara daerah maju dan tertinggal, serta meningkatkan daya saing Indonesia di kancah internasional. Semua pihak diharapkan dapat berkontribusi dalam mendukung dan mengembangkan KEK demi masa depan ekonomi Indonesia yang lebih cerah.

Terkini