Transformasi Digital di Indonesia Alami Lonjakan, Perbankan Digital Bertumbuh Pesat

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:43:26 WIB
Transformasi Digital di Indonesia Alami Lonjakan, Perbankan Digital Bertumbuh Pesat

Jakarta - Transformasi digital di Indonesia telah mengalami lonjakan signifikan, terutama selama pandemi yang memaksa berbagai sektor usaha, termasuk perbankan, untuk beradaptasi secara cepat. Perubahan ini memperlihatkan bagaimana berbagai layanan perbankan kini dapat diakses secara langsung melalui aplikasi, mulai dari pembukaan rekening hingga transaksi investasi, semuanya dapat dilakukan oleh nasabah tanpa harus mengunjungi kantor cabang bank.

Banyak bank konvensional di Indonesia mulai mengadopsi layanan digital. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, menuturkan, "Layanan digital memungkinkan bank untuk mengotomatisasi banyak proses sehingga efisiensi biaya operasional dapat ditingkatkan." Dengan digitalisasi, bank tidak hanya meraih efisiensi operasional, tetapi juga memperluas jangkauan untuk menjangkau lebih banyak nasabah, sejauh infrastruktur yang memadai tersedia di daerah tersebut, Jumat, 31 Januari 2025.

Data yang dirilis Bank Indonesia menunjukkan transaksi layanan perbankan digital mencapai 1.929,33 juta transaksi hingga September 2024, meningkat 40,45% dari 1.373,63 juta transaksi pada periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai transaksi turut naik 54,89% menjadi Rp7.492,93 triliun dari sebelumnya Rp4.837,57 triliun.

Peningkatan ini didorong oleh populasi Gen Z yang kini merupakan kelompok terbesar di Indonesia, berperan penting dalam tren ekonomi digital. Menurut riset Populix bertajuk "Studi Analisis Ekosistem dan Persepsi terhadap Bank Digital di Indonesia," beberapa faktor penting yang dipertimbangkan masyarakat saat menggunakan bank digital di antaranya adalah keamanan data dan transaksi (31%) serta fleksibilitas aplikasi (12%).

Riset Populix dilakukan secara daring dengan 250 responden berusia 17-39 tahun dari Jabodetabek, Jawa, Sumatera, dan kota lainnya. Sebagian besar pengguna bank digital adalah Gen Z dan milenial, yang telah terbiasa dengan transaksi perbankan digital. Di Jabodetabek sendiri, banyak pengguna yang menggunakan 2-3 aplikasi bank digital secara rutin.

VP Research Populix, Indah Tanip, menekankan bank digital seringkali digunakan untuk isi ulang dompet elektronik (54%), transfer antarbank (49%), belanja e-commerce (48%), dan transfer antar rekening (47%). Oleh karena itu, bank digital dituntut mampu memenuhi kebutuhan transaksi dasar ini agar tetap bersaing.

Persaingan sengit antarbank digital memacu mereka untuk menawarkan bunga kompetitif dan berbagai fitur inovatif demi merebut hati nasabah. Bank Neo Commerce (BNC), sebagai pionir bank digital, menawarkan layanan keuangan lengkap melalui aplikasi neobank. Eri Budiono, Direktur Utama BNC, mengatakan, “BNC menawarkan beragam layanan seperti produk tabungan NOW, deposito WOW, hingga layanan pembayaran QRIS dan produk Neo Pinjam.”

Bagi UMKM, BNC menghadirkan layanan Neo Bisnis untuk memudahkan pengaturan keuangan bisnis. Untuk korporasi, ada layanan Corporate Internet Banking (CIB) yang mendukung transaksi bisnis. BNC juga memfasilitasi transaksi pembayaran gaji dengan produk BNC Payroll. Semua layanan ini ditunjang dengan teknologi informasi mutakhir untuk menjamin kenyamanan dan keamanan bertransaksi.

Ke depan, Eri Budiono memproyeksikan bahwa bank digital akan terus berkembang seiring peningkatan adopsi teknologi dan perubahan perilaku nasabah. Inovasi teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) menawarkan layanan yang semakin dipersonalisasi. “Kami melihat masa depan bank digital sangat menjanjikan, terutama didorong oleh generasi muda yang akrab dengan teknologi,” ujar Eri.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia berupaya meningkatkan angka inklusi keuangan yang saat ini berada di 75,02%. Upaya ini didukung oleh BNC melalui berbagai program literasi keuangan di beberapa kota. Sejak kampanye Neo Keliling dimulai, BNC aktif mengedukasi masyarakat dalam literasi keuangan. Upaya ini mendapatkan pengakuan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan penghargaan sebagai Bank Teraktif dalam Kegiatan Literasi Keuangan.

“Dengan upaya aktif BNC dalam literasi keuangan, kami berharap dapat mendukung pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia,” tutup Eri. Melalui berbagai inisiatif dan layanan, Bank Neo Commerce berkomitmen untuk terus memimpin dalam transformasi digital perbankan di Indonesia.

Terkini