Realisasi Investasi 2024 Capai Rp 1.714,2 Triliun, Belum Optimal Serap Tenaga Kerja

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:29:48 WIB
Realisasi Investasi 2024 Capai Rp 1.714,2 Triliun, Belum Optimal Serap Tenaga Kerja

Jakarta - Pada tahun 2024, Kementerian Investasi dan Hilirisasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencapai tonggak sejarah baru dengan realisasi investasi senilai Rp 1.714,2 triliun. Capaian ini melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp 1.650 triliun, atau mencapai 103,9% dari target tersebut. Angka ini juga menandakan pertumbuhan sebesar 20,8% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year on year/YoY).

Peningkatan Investasi dan Tantangan Serapan Tenaga Kerja

Meski menggembirakan dari sisi angka investasi, tantangan masih membayangi dalam hal penyerapan tenaga kerja. Sepanjang tahun 2024, investasi ini berhasil menyerap 2,46 juta tenaga kerja, meningkat 34,7% secara YoY. Namun, peningkatan ini masih dianggap belum sebanding dengan peningkatan investasi secara keseluruhan.

Menteri Investasi dan Hilirisasi yang juga Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, menjelaskan bahwa alasan utama serapan tenaga kerja belum meningkat signifikan adalah karena proyek hilirisasi belum sepenuhnya beralih ke tahap industrialisasi.

"Hilirisasi yang kita lakukan belum mencapai industrialisasi. Di nikel sebenarnya sudah cukup baik, meski belum secara tuntas kita lakukan. Misalnya di nikel bisa jadi stainless steel bisa jadi EV battery," tutur Rosan dalam konferensi pers, Jumat, 31 Januari 2025.

Potensi Industrialisasi dalam Meningkatkan Penyerapan Tenaga Kerja

Rosan meyakini bahwa jika hilirisasi dapat sepenuhnya beralih ke industrialisasi, penyerapan tenaga kerja akan mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dikarenakan kontribusi sektor tersebut terhadap total investasi mencapai 23,8%. Beralihnya hilirisasi ke industrialisasi tidak hanya akan mendorong penciptaan lapangan kerja, tetapi juga dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi secara keseluruhan.

Kebutuhan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Dalam rangka menciptakan lapangan kerja baru yang berkualitas, ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten menjadi kunci. Rosan menekankan bahwa skill yang dimiliki oleh calon tenaga kerja harus disesuaikan dengan kebutuhan industri saat ini, terutama dalam menghadapi perkembangan teknologi yang pesat.

"Selain itu, penguasaan dari skill dari para pekerja harus ditingkatkan, karena ketika ada teknologi baru maka harus ditingkatkan juga skill-nya. Program dari pendidikan vokasi sangat penting juga untuk menarik investasi yang masuk," ungkapnya.

Pentingnya Pendidikan Vokasi

Pendidikan vokasi dinilai menjadi elemen penting yang dapat mendukung pertumbuhan investasi sekaligus meningkatkan kualitas tenaga kerja di Indonesia. Rosan menegaskan, dengan adanya program vokasi yang kuat, Indonesia dapat meningkatkan daya saingnya, terutama dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 yang menuntut keterampilan teknis dan adaptasi teknologi yang lebih cepat.

Meningkatkan Kolaborasi untuk Masa Depan

Selain fokus pada pendidikan vokasi, Rosan juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dengan sektor swasta dan pendidikan. Kerjasama ini diharapkan dapat menghasilkan program-program pelatihan yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja saat ini.

Melalui realisasi investasi yang tinggi dan strategi peningkatan kualitas sumber daya manusia, Indonesia diharapkan dapat menghadapi tantangan globalisasi dan teknologi dengan lebih siap. Meski tantangan masih ada, capaian investasi di tahun 2024 ini menjadi bukti bahwa Indonesia terus bergerak maju dalam upayanya mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Dengan terus mendorong hilirisasi ke arah industrialisasi dan meningkatkan kualitas tenaga kerja, Indonesia berpotensi menjadi salah satu negara unggulan di kawasan regional dalam beberapa tahun mendatang. Investasi yang tepat dan pengembangan sumber daya manusia yang terencana menjadi kunci menuju masa depan yang lebih cerah.

Terkini