Jakarta - Dalam tahun 2024, realisasi investasi di Indonesia mencapai angka impresif sebesar Rp 1.714,2 triliun, sebagaimana diumumkan oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani. Keberhasilan ini menandai capaian luar biasa yang melampaui target investasi yang telah ditetapkan oleh Presiden sebesar Rp 1.650 triliun.
"Alhamdulillah, target yang diberikan Presiden tercapai. Kalau kita bicara target Presiden itu Rp 1.650 triliun, itu tercapai," ujar Rosan dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Jakarta, Jumat, 31 Januari 2025. Rosan menambahkan bahwa realisasi investasi ini mencapai 103,9 persen dari target yang ditetapkan, menandakan pertumbuhan yang kuat di sektor ini.
Lebih lanjut, capaian ini juga melampaui rencana strategis atau renstra hingga 138,3 persen dari target sebelumnya sebesar Rp 1.239,3 triliun. Dengan demikian, investasi tahun 2024 menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 20 persen secara year-on-year dibandingkan tahun sebelumnya, Jumat, 31 Januari 2025.
Rosan menggambarkan peningkatan ini sebagai lompatan besar. "Alhamdulillah, biasanya kenaikan itu 13 persen atau 12 persen," kata Rosan, yang juga dikenal sebagai mantan Ketua Tim Kampanye Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.
Pengaruh positif dari realisasi investasi ini tidak hanya berhenti pada angka-angka saja, melainkan juga berdampak langsung terhadap perekonomian nasional, terutama dalam penciptaan lapangan kerja. Rosan menjelaskan bahwa investasi tersebut berhasil membuka peluang kerja bagi 2.456.130 orang di seluruh Indonesia, memberikan dorongan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Menilik lebih dalam terhadap sumber investasi, Singapura muncul sebagai negara dengan penanaman modal terbesar di Indonesia, dengan nilai investasi mencapai US$ 20,1 miliar atau setara dengan Rp 327 triliun. Posisi kedua ditempati oleh Hong Kong dengan total investasi sebesar US$ 8,2 miliar (sekitar Rp 133,66 triliun), diikuti oleh China yang berada di peringkat ketiga dengan investasi senilai US$ 8,1 miliar atau sekitar Rp 132,03 triliun.
Malaysia dan Amerika Serikat juga turut berkontribusi besar dengan nilai investasi masing-masing sebesar US$ 4,2 miliar (Rp 68,46 triliun) dan US$ 3,7 miliar (Rp 60,31 triliun). Investasi dari negara-negara ini menunjukkan kepercayaan internasional terhadap iklim investasi di Indonesia, serta potensi besar yang dimiliki oleh perekonomian Indonesia.
Keberhasilan capaian investasi ini pun diharapkan dapat terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Investasi dan BKPM, akan terus berupaya untuk menjaga stabilitas dan menarik lebih banyak investor dengan memperbaiki regulasi, infrastruktur, serta memberikan insentif kepada para penanam modal.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, hasil ini memberikan sinyal positif bagi Indonesia dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi. Untuk tahun 2025 dan seterusnya, Rosan menyatakan komitmen pemerintah untuk meningkatkan daya tarik investasi dengan memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi destinasi yang menarik bagi para investor global.
Dengan terobosan ini, sektor investasi di Indonesia diproyeksikan dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan menjadi fondasi kuat bagi pembangunan berkelanjutan. Rosan optimis bahwa strategi ini dapat menjaga pertumbuhan investasi yang konsisten, serta meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di kawasan maupun global.
Melihat sukses besar ini, tidak hanya pemerintah, tetapi juga para pelaku industri dan masyarakat Indonesia berharap tren positif ini dapat terus berlanjut, membuka lebih banyak peluang ekonomi dan mendorong Indonesia menuju era baru pertumbuhan dan kemakmuran.