Tren Penggunaan PayLater Meningkat di Indonesia: Kemudahan yang Harus Diwaspadai

Jumat, 31 Januari 2025 | 18:12:49 WIB
Tren Penggunaan PayLater Meningkat di Indonesia: Kemudahan yang Harus Diwaspadai

Jakarta - Di tengah kemajuan teknologi finansial, penggunaan PayLater sebagai metode pembayaran yang memberikan keleluasaan untuk membeli sekarang dan membayar belakangan, semakin populer di Indonesia. Fenomena ini dipicu oleh kemudahan akses dan proses pendaftaran yang cepat yang ditawarkan oleh berbagai platform e-commerce, layanan transportasi online, dan gaya hidup. Namun, di balik kemudahannya, penggunaan PayLater perlu dilakukan dengan bijak untuk menghindari potensi dampak negatif terhadap kesehatan finansial.

Kemudahan dan Manfaat PayLater

PayLater menawarkan berbagai kemudahan yang menjadikannya daya tarik tersendiri. Proses persetujuan yang cepat dan persyaratan yang lebih simpel dibandingkan kredit konvensional menjadi salah satu kelebihannya. Pengguna tidak perlu memiliki riwayat kredit atau melengkapi dokumen administratif yang rumit, yang biasanya menjadi hambatan di lembaga keuangan tradisional, Jumat, 31 Januari 2025.

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah kontrak pembiayaan PayLater di Indonesia mencapai 79,92 juta pada tahun 2023. "Pertumbuhan ini didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin memudahkan masyarakat dalam bertransaksi secara online," ujar Agusman, Kepala Eksekutif Pengawasan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM, dan LJK Lainnya.

Risiko Finansial di Balik Kemudahan

Meskipun menawarkan kemudahan, PayLater tidak bebas dari risiko. Konsumsi impulsif menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi pengguna. Kemudahan dan cepatnya proses persetujuan mendorong banyak orang membeli barang tanpa perhitungan matang, yang dapat menimbulkan masalah finansial serius di masa depan. Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, menegaskan, "Keterlambatan pembayaran BNPL dapat berdampak buruk, termasuk kesulitan dalam mengajukan pinjaman penting seperti KPR."

Kurangnya pemahaman tentang ketentuan bunga dan denda keterlambatan juga memperburuk situasi. Banyak pengguna terjerat utang menumpuk akibat akumulasi bunga dan penalti terlambat, yang lambat laun menjadi beban finansial berat. Skor kredit yang buruk akibat keterlambatan ini dapat menghambat akses ke pinjaman di masa depan dan bahkan berdampak pada kesempatan pekerjaan.

Menghindari Perangkap PayLater

Agar bisa memanfaatkan PayLater tanpa terjebak dalam utang berkepanjangan, penting bagi pengguna untuk memiliki literasi keuangan yang baik. Pemahaman tentang cara kerja bunga, biaya admin, dan denda keterlambatan sangat krusial. Mencatat pemasukan dan pengeluaran, serta menyusun anggaran bulanan, dapat membantu mengelola keuangan lebih efektif.

Alternatif pembayaran lain, seperti menggunakan kartu debit atau dompet digital dengan saldo terkontrol, bisa menjadi pilihan lebih aman untuk menghindari utang. Menyusun prioritas kebutuhan dan menabung sebelum membeli barang juga merupakan strategi bijak dalam pengelolaan keuangan.

PayLater: Antara Peluang dan Tantangan

PayLater menawarkan fleksibilitas yang lebih tinggi dari kredit tradisional dan memberikan alternatif bagi mereka yang kesulitan mengakses kredit bank. Namun, untuk mengoptimalkan manfaatnya dan meminimalkan risiko, pengguna harus lebih sadar akan tanggung jawab yang datang bersama kemudahan ini. "Menggunakan PayLater secara bertanggung jawab akan membantu masyarakat tetap stabil secara finansial," jelas Friderica.

Pada akhirnya, kesadaran finansial dan keputusan bijak dalam bertransaksi memegang peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi individu. PayLater bukanlah solusi finansial yang buruk jika digunakan dengan perhitungan matang. Namun tanpa pemahaman yang cukup, layanan ini dapat berubah menjadi perangkap finansial yang sulit dihindari. Membangun kebiasaan keuangan sehat dan memilih metode pembayaran yang lebih aman merupakan langkah bijak untuk menjaga kestabilan finansial jangka panjang.

Terkini