Harga Batu Bara Kian Merosot, Dampak Rencana Kenaikan Produksi China

Sabtu, 08 Februari 2025 | 13:05:51 WIB
Harga Batu Bara Kian Merosot, Dampak Rencana Kenaikan Produksi China

JAKARTA - Harga batu bara mengalami tren penurunan yang signifikan, dipicu oleh kebijakan China yang berencana meningkatkan produksi dalam negeri. Langkah ini berdampak langsung pada harga global batu bara, di mana harga Newcastle untuk Februari 2025 turun sebesar US$ 1,7, menjadi US$ 107,25 per ton. Begitu pula dengan Maret 2025, yang mengalami penurunan sebesar US$ 2,75 menjadi US$ 110,75 per ton, sedangkan April 2025 turun US$ 2,6 menjadi US$ 114,2 per ton.

Tidak hanya Newcastle, harga batu bara di Rotterdam untuk Februari 2025 juga turun US$ 1,15 menjadi US$ 105 per ton. Untuk Maret 2025, terjadi penurunan sebesar US$ 1,5 menjadi US$ 104,2, dan April 2025 menurun US$ 1,6 menjadi US$ 104 per ton. Secara keseluruhan, situasi ini menunjukkan adanya tren pelemahan harga batu bara seiring dengan peningkatan produksi domestik oleh China.

Menurut penjelasan Girta Yoga, seorang analis dari Research and Development ICDX, sentimen utama yang mempengaruhi pelemahan harga batu bara adalah rencana China untuk meningkatkan produksi sebesar 1,5% menjadi 4,82 miliar ton pada tahun ini. "Hal itu berpotensi menurunkan permintaan China seiring dengan rencana peningkatan produksi batu bara domestik," ungkap Yoga.

Lebih lanjut, Yoga mengungkapkan bahwa ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China turut mempengaruhi pasar batu bara. Perang tarif yang masih berlangsung semakin memperkeruh situasi pasar energi global. Dia menjelaskan, "Harga batu bara bergerak pada resistance terdekat di harga US$ 109,50 per ton dan support di US$ 108,5 per ton."

Pergerakan harga ini menunjukkan tren bearish, di mana selama sepekan harga batu bara melemah sebesar 5,79%. Secara year to date (ytd), harga batu bara mencatatkan penurunan yang lebih signifikan hingga 12,56%. Ini adalah penurunan yang cukup besar dan mungkin akan terus berlanjut seiring dengan kebijakan ekonomi global yang tidak menentu.

Selain faktor kebijakan produksi China, para pelaku pasar batu bara juga sangat memperhatikan aturan ekspor terbaru yang mungkin akan diterapkan. Mereka berharap peraturan tersebut dapat memberikan keseimbangan di pasar internasional dan mencegah penurunan harga lebih lanjut.

Di sektor perdagangan, para investor kini lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi di komoditas batu bara. "Kita harus melihat bagaimana China memainkan strategi produksi domestiknya, serta dinamika perang dagang yang sedang berlangsung," tambah Yoga.

Keseluruhan kondisi ini menyiratkan bahwa batu bara saat ini sedang berada pada titik kritis. Seiring dengan perubahan yang dilakukan oleh China dan eskalasi perang ekonomi global, pasar harus siap menghadapi kemungkinan fluktuasi harga lebih lanjut. Untuk itu, strategi investasi yang bijaksana dan pengamatan situasi geopolitik yang cermat, menjadi sangat penting bagi para pelaku di industri ini.

Melihat situasi yang ada, pemerintah dan pelaku industri diharapkan dapat mengambil peran aktif dalam memastikan stabilitas pasar, baik melalui kebijakan domestik yang suportif maupun melalui diplomasi ekonomi yang efektif di tingkat internasional. Dalam menghadapi tantangan ini, kerjasama antara negara produsen dan konsumen batu bara menjadi kunci dalam mengelola pasokan dan permintaan global yang lebih baik.

Sebagai informasi tambahan, bagi industri batu bara di luar China, situasi ini bisa menjadi peluang untuk menyesuaikan strategi pasar mereka. Dengan adanya tekanan dari produksi dalam negeri China, negara-negara produsen lain dapat memanfaatkan kesempatan untuk mengisi kekosongan permintaan di pasar-pasar yang kurang terpengaruh oleh peningkatan produksi China.

Dengan demikian, dinamikanya bukan hanya menjadi tantangan tetapi juga membuka peluang baru bagi mereka yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kondisi global. Hal ini khususnya berlaku bagi negara-negara produsen batu bara di kawasan Asia, yang dapat memanfaatkan kedekatan geografis dengan China untuk pengiriman dan perdagangan yang lebih efisien.

Terkini

Pinjaman Bank Mandiri: Keuntungan, Syarat dan Biayanya

Rabu, 17 September 2025 | 23:29:35 WIB

Cara Menabung di BCA: Panduan Lengkap untuk Pemula

Rabu, 17 September 2025 | 23:29:35 WIB

10 Asuransi Terbaik Di Dunia 2025

Rabu, 17 September 2025 | 23:29:34 WIB