Kesedihan Prabowo Subianto: Momen Mengharukan di Hadapan Jenderal TNI Purnawirawan Kemal Idris

Minggu, 09 Februari 2025 | 09:21:30 WIB
Kesedihan Prabowo Subianto: Momen Mengharukan di Hadapan Jenderal TNI Purnawirawan Kemal Idris

JAKARTA - Momen haru mengiringi Presiden ke-8 Republik Indonesia, Prabowo Subianto, ketika ia berlinang air mata saat bertemu dengan Letnan Jenderal (Purn) Kemal Idris, salah seorang tokoh militer yang sangat ia hormati. Kemal Idris adalah sosok legendaris dalam dunia militer Indonesia dan memberikan inspirasi besar bagi Prabowo dalam perjalanan kariernya. Peristiwa ini menjadi bagian tak terlupakan dalam catatan hidup Prabowo, seperti terungkap dalam buku biografinya berjudul “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto”.

Prabowo Subianto, lahir di Jakarta pada 17 Oktober 1951, dikenal sebagai jenderal Kopassus yang cerdas dan berani. Putra dari ekonom terkemuka Soemitro Djojohadikusumo tersebut telah mengenyam berbagai pengalaman di medan tempur, termasuk dalam Operasi Seroja di Timor Timur dan Operasi Mapenduma di Papua. Namun di balik ketangguhan tersebut, ada sisi kelembutan dalam diri Prabowo yang muncul ketika ia menghadapi seseorang yang sangat ia kagumi.

“Usia saya waktu itu baru 17 tahun. Saya baru saja pulang dari luar negeri. Pak Kemal Idris sudah sangat terkenal sebagai tokoh TNI. Pada saat itu ia dikenal sebagai salah satu tokoh kunci di awal mulainya Orde Baru,” kenang Prabowo. Hubungannya dengan Kemal Idris menjadi bab yang sangat berharga dalam perjalanan hidupnya.

Kemal Idris sendiri adalah sosok pemberani dan nasionalis sejati. Batalyon yang ia pimpin menjadi yang pertama memasuki ibu kota setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda. “Waktu itu Pak Kemal Idris berpangkat Mayor, jadi sangat terkenal. Pada saat itu tradisinya adalah batalyon-batalyon TNI diberi julukan nama komandannya, jadi ada Batalyon Kemal Idris, Batalyon Ahmad Yani, Batalyon Poniman dan sebagainya,” cerita Prabowo.

Prabowo mengagumi keberanian dan ketegasan Letjen Kemal Idris, terutama dalam melawan korupsi dan mempertahankan sikap pro-rakyat. "Kemal Idris adalah orang yang sangat pemberani dan selalu berpihak kepada rakyat kecil. Saya banyak belajar ilmu-ilmu kepemimpinan dari beliau,” kata Prabowo. Keberanian dan ketegasan itu tercermin dalam setiap langkah hidup Kemal Idris, hingga ia beberapa kali mendapat sebutan "anak bandel" dari para senior karena sikap tegasnya.

Hubungan antara Prabowo dan Kemal Idris tak hanya berdasarkan kekaguman atas capaian militer, tetapi juga kedekatan personal. Saat-saat terakhir Kemal Idris di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, Prabowo sempat mendengar kata-kata terakhir penuh makna dari idolanya tersebut. “Pak Kemal Idris berbisik kepada saya, 'Prabowo, terus berjuang. Jaga Republik ini, terima kasih.' Saya kemudian hormat pada beliau dan seketika itu juga air mata saya keluar,” ungkap Prabowo penuh haru.

Kemal Idris menghembuskan napas terakhir di usia 87 tahun, meninggalkan warisan kepemimpinan dan patriotisme yang tak tergantikan. Ia dimakamkan di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, sebuah tempat yang menjadi saksi terakhir dari perjalanan hidup seorang prajurit sejati yang selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Sebuah inspirasi yang terus hidup dalam sanubari Prabowo dan semua yang mengenalnya.

Cerita ini tidak hanya menyorot sisi emosional Prabowo, tetapi juga menegaskan betapa kuatnya pengaruh sosok-sosok legendaris seperti Kemal Idris dalam membentuk karakter generasi penerus. Ini adalah sebuah pelajaran tentang pentingnya berdiri teguh pada prinsip kebenaran dan keberanian dalam membela negara dan rakyat. Dengan menitikberatkan pada pengalaman dan pelajaran dari tokoh-tokoh besar, Prabowo menunjukkan bahwa di balik kekuatan ada belahan hati yang merasakan dan menghargai setiap jejak kebijaksanaan yang ditinggalkan oleh para pendahulu.

Momen haru ini, yang diungkap dalam biografi Prabowo, menggambarkan bahwa meskipun perjalanan militer dan politiknya penuh dengan tantangan, ada manusia di balik semua pencapaian tersebut yang tidak lepas dari rasa hormat dan kekaguman pada para pahlawan masa lalu. “Setiap kali bertemu beliau, ia menceritakan pengalaman-pengalamannya dan membimbing saya. Sikap terbuka, humoris, dan kejujuran beliau yang selalu saya ingat dan kagumi,” kata Prabowo, menggambarkan hubungan erat mereka yang lebih dari sekadar hubungan profesional.

Terkini

Pinjaman Bank Mandiri: Keuntungan, Syarat dan Biayanya

Rabu, 17 September 2025 | 23:29:35 WIB

Cara Menabung di BCA: Panduan Lengkap untuk Pemula

Rabu, 17 September 2025 | 23:29:35 WIB

10 Asuransi Terbaik Di Dunia 2025

Rabu, 17 September 2025 | 23:29:34 WIB