JAKARTA - Perusahaan otomotif nasional Malaysia, telah resmi meluncurkan produk kendaraan listrik baterai (BEV) pertama mereka, Proton e.MAS 7. Kendaraan ini, hasil kolaborasi strategis dengan raksasa otomotif China, Geely, bukan hanya sekedar simbol keberhasilan strategis tetapi juga merupakan langkah nyata untuk membawa Malaysia menuju era elektrifikasi. Langkah ini menandai kebangkitan Proton di industri yang semakin kompetitif, khususnya di ranah kendaraan listrik. Acara peluncuran yang diresmikan oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menunjukkan tekad negara tersebut untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan pencapaian target nol emisi karbon pada 2050 sebagai bagian dari National Energy Transition Roadmap (NETR).
Antusiasme Konsumen terhadap e.MAS 7
Dalam kurun waktu yang relatif singkat setelah peluncurannya, Proton e.MAS 7 telah menarik perhatian pasar otomotif di Malaysia. Berdasarkan data internal dari tim penjualan Proton, lebih dari 10.000 permintaan tercatat dalam satu bulan pertama, sementara hampir 4.000 unit telah dipesan. "Hanya dalam seminggu setelah kendaraan ini dirilis, kami sudah menerima 2.500 pesanan," ujar juru bicara Proton.
Respon positif dari publik menunjukkan bahwa meskipun bahan bakar fosil masih lebih ekonomis di Malaysia, masyarakat semakin tertarik dengan solusi mobilitas ramah lingkungan seperti e.MAS 7. Harga bahan bakar yang diperkirakan sekitar $1,66 per galon atau Rp17.426 mungkin masih terjangkau, tetapi kehadiran e.MAS 7 membuktikan bahwa kendaraan listrik mulai mendapatkan tempat di hati konsumen.
Teknologi dan Performa Mengagumkan di Balik Proton e.MAS 7
Proton e.MAS 7 hadir dengan teknologi inovatif yang mencerminkan dedikasi Proton dalam penelitian dan pengembangan kendaraan listrik. Kendaraan ini dibangun di atas platform Global Modular Architecture (GMA) yang canggih, dilengkapi dengan sistem propulsi listrik pintar 12-in-1 serta teknologi baterai Cell-to-Body (CTB). Baterai berbasis lithium iron phosphate (LFP) merk Aegis Short-Blade yang digunakan tidak hanya meningkatkan keamanan dan efisiensi tetapi juga meningkatkan performa kendaraan.
Yang menarik adalah bahwa ini bukan sekedar rebadge dari merek lain. "Model ini adalah hasil dari lebih dari 700.000 jam kerja intensif yang kami lakukan, termasuk uji coba sejauh 100.000 km di kondisi jalan dan cuaca yang bervariasi di Malaysia," ungkap CEO Proton, Dr. Li Chunrong. Dia juga menambahkan, "Pengalaman 40 tahun kami di industri otomotif memberikan kami keunggulan dalam membangun mobil dari nol."
Proton e.MAS 7 tersedia dalam dua varian, Prime dan Premium. Varian Prime menggunakan baterai 49,52 kWh yang mengakomodasi jangkauan hingga 345 km, sedangkan varian Premium dengan baterai 60,22 kWh menawarkan jangkauan 410 km. Kedua model ini dilengkapi dengan teknologi keamanan Level 2 Advanced Driver Assistance System (L2-ADAS) dan kamera 360 derajat, menyediakan fitur keselamatan dan kenyamanan terbaik di kelasnya.
Harga Kompetitif dan Peluang Ekspansi Pasar
Proton menawarkan harga promosi untuk 3.000 pembeli pertama dengan pengurangan harga RM4.000 dari harga normal. Untuk varian Prime ditawarkan dengan harga sekitar RM105.800 (Rp387 juta), sementara varian Premium dihargai RM119.800 (Rp438 juta). Harga ini cukup kompetitif dibandingkan dengan pesaing utama seperti BYD Atto 3 yang lebih mahal di kisaran RM10.000-30.000.
Proton melalui anak perusahaannya, Pro-Net, memiliki rencana ambisius untuk mengekspor e.MAS 7 ke pasar internasional, dengan Singapura, Trinidad & Tobago, Mauritius, dan Nepal sebagai tujuan ekspor pertama. Hal ini menandai Proton dalam upaya untuk memperluas jejak mereka di pasar global dengan mengedepankan komitmen terhadap mobilitas ramah lingkungan.
Simbol Kebangkitan dan Elektrifikasi Proton
Didirikan pada 1983, Proton telah mengalami transformasi besar sejak bermitra dengan Geely pada 2017. Kemitraan ini tidak hanya membawa suntikan modal dan teknologi maju, tetapi juga membawa Proton kembali ke peta industri otomotif dengan semangat baru. Pada Juli 2024, merek e.MAS yang dikenalkan, yang merupakan singkatan dari "Electrifying Malaysia", menjadi bagian dari strategi Proton untuk memimpin transisi kendaraan listrik di ASEAN.
Dr. Li Chunrong menyatakan, "e.MAS akan terus memperkenalkan inovasi dan memperluas portofolio produk kami dalam beberapa bulan mendatang. Dengan kombinasi strategi yang matang dan teknologi canggih, kami siap membawa Malaysia ke dalam era mobilitas listrik yang lebih maju dan berkelanjutan." Dengan harga terjangkau, teknologi unggul, serta strategi pasar yang agresif, Proton e.MAS 7 menjadi pionir dalam pergeseran menuju kendaraan berenergi bersih di Malaysia.