Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan pencapaian signifikan dalam penghimpunan dana melalui berbagai aksi korporasi perusahaan sepanjang tahun 2024. Total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 49,91 triliun. Aksi ini terbagi dalam dua skema utama yaitu dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan tanpa HMETD, menunjukkan dinamisnya aktivitas perusahaan di pasar modal Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2024, sebanyak 15 perusahaan tercatat telah berhasil melaksanakan aksi korporasi melalui skema HMETD dengan total penggalangan dana sebesar Rp 34,42 triliun. “Sektor finansial dan infrastruktur mendominasi kontribusi terbesar, masing-masing sebesar Rp 14,15 triliun dan Rp 13,15 triliun,” ujarnya, Jumat, 10 Januari 2025.
Di samping itu, aksi korporasi tanpa HMETD juga menunjukkan performa yang tidak kalah menarik. Sebanyak 17 perusahaan berhasil mengumpulkan dana sejumlah Rp 15,49 triliun. Sektor consumer non-cyclicals dan consumer cyclicals menjadi penyumbang dana terbanyak dengan nilai masing-masing Rp 6,61 triliun dan Rp 2,94 triliun. Hal ini menggambarkan berbagai sektor usaha terus berupaya memperkuat posisi mereka di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat.
Nyoman menjelaskan bahwa perusahaan cenderung melaksanakan aksi korporasi untuk memenuhi ketentuan free float. Salah satu caranya adalah melalui divestasi oleh pemegang kendali guna meningkatkan porsi kepemilikan publik. “Perusahaan di sektor keuangan biasanya melaksanakan aksi korporasi dengan HMETD untuk meningkatkan modal dan memenuhi ketentuan modal inti minimum. Sementara itu, sektor infrastruktur menggunakan dana tersebut untuk pembiayaan proyek dan memperkuat struktur permodalan,” terang Nyoman.
Dalam konteks aksi tanpa HMETD, meskipun tujuan dari masing-masing perusahaan bisa beragam, namun secara umum difokuskan untuk memperkuat struktur permodalan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan tercatat di BEI sadar akan pentingnya memiliki struktur permodalan yang kuat untuk mendukung kelangsungan bisnis mereka di tengah dinamika ekonomi yang terus berubah.
Penghimpunan dana melalui aksi korporasi ini tak hanya memberikan akses pendanaan bagi perusahaan, namun juga menunjukkan kontribusi pasar modal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. “Aksi korporasi ini mencerminkan upaya perusahaan tercatat dalam memenuhi kebutuhan pendanaan serta mendukung keberlanjutan operasional mereka di tengah dinamika ekonomi,” tambah Nyoman.
Ke depan, BEI berkomitmen untuk terus mendukung berbagai inisiatif korporasi dalam rangka memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan demikian, pasar modal Indonesia diharapkan tetap menjadi alur pendanaan yang vital bagi perusahaan dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dengan sejumlah sektor seperti finansial, infrastruktur, dan consumer non-cyclicals menjadi kontributor utama dalam pengumpulan dana, ini juga memberi sinyal kuat akan prospek yang menjanjikan bagi investor. Aksi-aksi korporasi ini diharapkan dapat menjadi katalis dalam meningkatkan kepercayaan para pelaku pasar terhadap peluang investasi di Indonesia.
Melihat pencapaian ini, pelaku pasar dan investor dapat mempertimbangkan untuk lebih aktif terlibat dalam kegiatan bursa, baik dalam konteks investasi langsung maupun sebagai pemegang saham. Keberhasilan pengumpulan dana hampir mencapai angka psikologis Rp 50 triliun menunjukkan bahwa ekosistem pasar modal Indonesia terus bertumbuh dan berpengaruh signifikan terhadap pengembangan sektor-sektor industri.
Secara keseluruhan, aksi korporasi di BEI sepanjang tahun 2024 menggambarkan optimisme bisnis yang tinggi dan kesiapan perusahaan Indonesia untuk memanfaatkan berbagai kesempatan pembiayaan guna mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan. BEI, sebagai fasilitator, berperan penting dalam memastikan bahwa pasar tetap kondusif dan menarik bagi berbagai pihak yang terlibat.
Dengan peluang yang ada, baik bagi perusahaan maupun investor, masa depan pasar modal Indonesia tampak menjanjikan, dan diharapkan dapat terus memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional.