Bank

Agen BRILink Meroket, Mendorong Inklusi Keuangan dan Sharing Economy di Indonesia

Agen BRILink Meroket, Mendorong Inklusi Keuangan dan Sharing Economy di Indonesia
Agen BRILink Meroket, Mendorong Inklusi Keuangan dan Sharing Economy di Indonesia

Jakarta - Perkembangan agen BRILink di Indonesia menunjukkan tren peningkatan yang signifikan, dengan jumlah agen yang kini mencapai 1,06 juta pada akhir tahun 2024. Kehadiran jaringan ini tidak hanya mempermudah akses masyarakat terhadap layanan perbankan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang positif pada berbagai lapisan masyarakat. Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai inisiator turut merasakan manfaatnya, tercermin dari fee yang mencapai Rp1,6 triliun selama periode yang sama.

Pertumbuhan agen BRILink tak lepas dari besarnya manfaat finansial yang dapat diperoleh oleh agen itu sendiri. Menurut Sunarso, Direktur Utama BRI, transaksi yang dilakukan melalui AgenBRILink mencapai Rp1.583 triliun pada tahun 2024. "Dari total transaksi tersebut, AgenBRILink bisa mendapatkan 2 sampai 3 kali lipat dari fee yang diterima BRI,” jelas Sunarso dalam keterangan resminya, Selasa, 14 Januari 2025.

Tingginya tingkat keuntungan yang dapat diraih oleh para agen telah mendorong banyak masyarakat untuk bergabung. Pada tahun 2024, tercatat ada penambahan 324.000 agen baru, menjadikan total agen BRILink yang ada tersebar di lebih dari 62.000 desa dan kota di seluruh tanah air. Hal ini berarti agen BRI telah menjangkau lebih dari 80 persen wilayah Indonesia.

Sunarso menjelaskan bahwa ekspansi jaringan agen BRILink ini merupakan strategi BRI dalam memperluas jangkauan layanan perbankan menuju segmen-segmen masyarakat yang sebelumnya sulit terjangkau. “Konsep ini membantu memperluas jangkauan perbankan ke segmen-segmen masyarakat yang sebelumnya tidak terlayani secara optimal,” ujarnya. Dengan tersebarnya agen BRILink yang berada di warung dan toko kelontong, masyarakat mendapatkan akses layanan perbankan yang lebih mudah dan cepat.

Di tengah pesatnya perkembangan agen BRILink, BRI justru mengalami penurunan jumlah kantor fisik. Per September 2024, BRI memiliki sebanyak 7.594 unit kantor, menurun dari 9.030 kantor pada tahun 2020. Hal ini menandakan pergeseran fokus BRI dari layanan perbankan konvensional ke layanan melalui digital dan agen BRILink yang lebih memadai serta hemat biaya.

“Kami tidak menambah kantor baru untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam layanan perbankan. (Dalam hal ini) Agen BRILink memainkan peran kunci dalam menciptakan sharing economy yang lebih inklusif,” tambah Sunarso. Melalui strategi ini, BRI tidak hanya berkomitmen untuk meningkatkan inklusi keuangan, tetapi juga mendorong terciptanya ekonomi berbagi yang dapat menguntungkan berbagai pihak.

Pergeseran strategi ini menunjukkan bahwa BRI serius dalam memainkan peranan penting dalam memajukan inklusi keuangan di Indonesia. Dengan memperbanyak agen BRILink di pelosok daerah dan memanfaatkan teknologi digital, BRI berhasil menghadirkan layanan perbankan yang dapat diakses oleh masyarakat luas, termasuk mereka yang tinggal di wilayah terpencil.

Sebagai bank yang mengedepankan pelayanan kepada "wong cilik", BRI terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah dengan lebih efektif dan efisien. Kehadiran agen BRILink yang semakin dekat dengan masyarakat merupakan wujud nyata dari upaya BRI dalam memperkuat inklusi keuangan di Indonesia, sesuai dengan semangat untuk menghadirkan layanan yang lebih menyentuh dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

Dengan demikian, pengembangan agen BRILink tidak hanya menjadi pilar penting bagi BRI dalam menghadapi tantangan zaman, tetapi juga menjadi katalisator dalam pembangunan ekonomi nasional melalui model ekonomi berbagi, yang berpotensi besar menaikkan taraf hidup masyarakat Indonesia dari berbagai daerah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index