Perbankan

Perbankan dan Insentif yang Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Perbankan dan Insentif yang Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Perbankan dan Insentif yang Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Jakarta - Sektor perbankan memainkan peran krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, baik di tingkat lokal maupun global. Kemampuannya untuk menyediakan dan menyalurkan berbagai produk serta layanan yang mendukung sektor ekonomi mulai dari individu hingga perusahaan besar, menjadikan perbankan sebagai salah satu pilar utama pembangunan ekonomi.

Herman Savio, Treasury and Capital Market Head Danamon, menerangkan bahwa produk dan layanan yang disediakan oleh perbankan tidak dapat dilepaskan dari kredit yang disalurkan. "Ruang untuk menggenjot kredit oleh bank saat ini cukup terbuka berkat penyesuaian kebijakan dari pemerintah dan regulator,” ujar Herman, Jumat, 10 Januari 2025.

Bank Indonesia memainkan peran penting dengan mempertahankan BI Rate di level 6% dan memberikan kelonggaran bagi sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta ekonomi hijau melalui insentif. Insentif ini dirancang untuk meningkatkan konsumsi masyarakat serta dimanfaatkan oleh perbankan untuk memperkuat pembiayaan konsumsi yang sempat tumbuh rata-rata 6% dalam lima tahun terakhir, dibandingkan dengan periode 2015-2019 yang mencapai rata-rata 10,25%.

Ragam Insentif Dari Bank Indonesia

Per 1 Juni 2024, Bank Indonesia memberikan insentif giro wajib minimum (GWM) kepada bank yang menargetkan pembiayaan ke sektor otomotif, perdagangan, dan utilitas seperti listrik, gas, dan air. Kebijakan ini diperpanjang hingga 31 Desember 2025. Selain itu, pemerintah juga menerapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) hingga akhir 2024, yang bertujuan untuk mendorong konsumsi masyarakat.

Ditambah, Herman mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan mencapai 5,11% pada 2025, sedikit lebih tinggi dibandingkan proyeksi 2024 yang sebesar 5,05%. "Penurunan suku bunga dan pemulihan ekonomi China kelak akan berdampak positif dan mendukung pertumbuhan yang lebih solid,” tambah Herman.

Stabilitas inflasi pada 2025 yang diperkirakan akan terkendali di sekitar 2,51% menjadi faktor pendorong lain yang dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga. “Sasaran inflasi ini menjadi acuan bagi perbankan untuk meningkatkan performa pembiayaan konsumsi,” ujar Herman.

Perbankan Didorong Manfaatkan Sektor Andalan

Dalam upaya memperkuat peran perbankan, Herman menyarankan agar industri perbankan memanfaatkan sektor-sektor konsumsi andalan seperti kredit rumah, kendaraan, dan konsumsi barang-barang rumah tangga dengan memaksimalkan kanal digital dan grup bisnis keuangan.

"Selain itu, otoritas moneter dapat memberikan stimulus tambahan, misalnya dengan memperluas insentif GWM yang menyasar industri berorientasi ekspor, padat karya, dan industri pencipta lapangan kerja,” ucap Herman.

Lebih lanjut, bank diharapkan mampu menyasar sektor usaha dengan risiko tinggi namun berpotensi tinggi seperti perkebunan, pertanian, serta perikanan dan kelautan. Pemerintah sendiri tengah mempersiapkan sektor ini sebagai target investasi strategis dengan prediksi nilai investasi mencapai US$51,4 miliar.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index