Jakarta - Bank Aceh dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta. Kerja sama yang berfokus pada penyediaan dan pemanfaatan layanan keuangan perbankan ini menandai langkah penting bagi kedua lembaga dalam memperkuat ekosistem keuangan syariah di Indonesia.
Plt Direktur Utama Bank Aceh, Fadhil Ilyas, dalam kesempatan tersebut menyampaikan rasa terima kasihnya kepada keluarga besar Muhammadiyah atas kepercayaan yang diberikan kepada Bank Aceh. "Kami mengapresiasi dan berterima kasih kepada Muhammadiyah atas terlaksananya kerja sama strategis ini, khususnya pada program pembiayaan dan pendanaan syariah. Kami berharap kerja sama ini dapat berjalan lancar dan sukses," ucap Fadhil Ilyas, Jumat, 10 Januari 2025.
Sebagai lembaga keuangan syariah yang berkembang pesat di Aceh, Bank Aceh berkomitmen untuk menyajikan layanan terbaik bagi masyarakat dan mendukung pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan. Fadhil menegaskan bahwa melalui berbagai program dan layanan perbankan inovatif, Bank Aceh berupaya menjadi mitra strategis bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kerja sama ini diharapkan akan membawa manfaat yang signifikan bagi masyarakat serta turut membangun ekosistem keuangan ekonomi Islam yang lebih maju dan sejahtera. "Kami yakin, kerja sama ini akan membawa manfaat besar bagi kedua belah pihak. Dengan sinergi yang kuat, kita mewujudkan kerja sama strategis untuk kemaslahatan umat," tambah Fadhil.
Salah satu produk unggulan Bank Aceh yang diintegrasikan dalam kerja sama ini adalah platform Internet Banking Corporate (IBC), yang menawarkan solusi keuangan menyeluruh bagi Muhammadiyah. Inovasi ini diharapkan dapat mempermudah organisasi dalam memantau aktivitas keuangan secara rutin dan efisien.
Di sisi lain, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto, juga mengekspresikan optimismenya terhadap kerja sama ini. "Kerja sama antara Muhammadiyah dan Bank Aceh merupakan langkah yang sangat positif dan memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat bagi kedua belah pihak serta masyarakat secara keseluruhan," ujar Agung.
Agung menegaskan bahwa kolaborasi ini diharapkan dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi Islam yang berkelanjutan dan inklusif. "Bank Aceh merupakan bank daerah syariah pertama yang melakukan kerja sama secara formal dengan Muhammadiyah," tambah Agung.
Penandatanganan MoU ini juga dihadiri oleh Ketua DWP Muhammadiyah Aceh, Abdul Malik Musa, serta sejumlah tamu undangan lainnya. Acara ini dipandang sebagai tonggak penting dalam memperkuat sinergi antara dua institusi besar di Indonesia.
Melalui penandatanganan ini, kedua pihak berkomitmen untuk saling mendukung dan memanfaatkan potensi yang dimiliki guna memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Kerja sama antara Bank Aceh dan Muhammadiyah ini tidak hanya akan memberikan dampak positif pada lingkup layanan keuangan, namun juga diharapkan mampu mendorong berbagai inisiatif yang bermanfaat bagi umat.
Kemitraan strategis ini sekaligus membuka peluang baru dalam pengelolaan keuangan organisasi Islam, memungkinkan peningkatan efisiensi, transparansi, serta makin mendorong praktik keuangan sesuai prinsip syariah. "Melalui kerja sama ini, sinergi kuat antara Bank Aceh dan Muhammadiyah diharapkan dapat mencapai manfaat besar bagi umat dan masyarakat," pungkas Agung.
Dengan dasar komitmen yang kuat dan visi bersama, Bank Aceh dan Muhammadiyah bertekad untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia, menjunjung nilai-nilai kejujuran, dan keberlanjutan sebagai landasan solid menuju kesejahteraan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat. Kerja sama ini bukan hanya sekedar langkah bisnis, tetapi juga sebuah kontribusi nyata dalam membangun peradaban keuangan syariah yang lebih bermartabat.