Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, terus menghadapi tantangan besar dalam sektor logistik akibat kendala geografisnya. Dengan lebih dari 17.000 pulau yang membentang dari Sabang hingga Merauke, struktur biaya logistik yang tinggi menjadi salah satu tantangan utama yang harus dihadapi oleh pelaku usaha dan konsumen.
Managing Director FedEx Express Indonesia, Garrick Thompson, baru-baru ini menyatakan komitmennya untuk terus bermitra dengan pemerintah Indonesia guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas sektor logistik di tanah air. Dalam pertemuannya dengan Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza di Jakarta, Garrick mengungkapkan optimismenya terhadap peluang yang ada. “Kami melihat ada banyak kesempatan di Indonesia, tidak hanya untuk menambah investasi, tetapi juga meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di industri ini, serta mendukung pengembangan industri lokal dalam memanfaatkan peluang pasar internasional," ujar Garrick.
Diskusi yang berlangsung di Kantor Kementerian Perindustrian itu juga dihadiri oleh Syahroni Ahmad, Direktur Akses Sumber Daya Industri dan Promosi Internasional, serta Tri Supondy, Direktur Akses Industri Internasional Kemenperin. Mereka mendampingi Wamenperin dalam menanggapi aspirasi dan masukan dari pihak FedEx Express Indonesia.
Menanggapi pernyataan dari Garrick, Wamenperin Faisol Riza menekankan pentingnya pembenahan sektor logistik, yang menjadi salah satu fokus pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Faisol menuturkan, “Sektor logistik yang kuat akan turut berperan dalam meningkatkan daya saing industri nasional. Kendala geografis masih menjadi tantangan utama industri logistik di Indonesia."
Pemerintah, lanjut Faisol, mengakui bahwa kendala geografis berpengaruh signifikan terhadap struktur biaya logistik. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur transportasi seperti jalan tol, pelabuhan, stasiun kereta api, dan bandara terus dipercepat, khususnya untuk meningkatkan konektivitas di wilayah Indonesia Timur serta daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Dalam upaya memperkuat sektor logistik, Faisol mengharapkan dukungan dari pihak swasta seperti FedEx untuk meningkatkan kapasitas dan menyebar fasilitas logistik ke berbagai daerah. “Peningkatan kapasitas ini juga sebenarnya menjadi kunci untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih luas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. FedEx juga bisa mengambil peran untuk melakukan transfer knowledge kepada SDM kami terkait digitalisasi maupun penerapan kecerdasan buatan, terutama di bidang logistik," imbuh Faisol.
Berdasarkan data dari berbagai sumber, biaya logistik di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Ini terutama mempengaruhi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang mengalami kendala dalam distribusi produk mereka. Dalam seminar nasional yang diadakan di ITB, berbagai solusi telah dibahas untuk meningkatkan kinerja sektor logistik, termasuk pengembangan teknologi dan inovasi dalam manajemen rantai pasok.
Dalam kesempatan lain, Wamenperin menegaskan keterbukaan pemerintah dalam menerima masukan dari pelaku bisnis untuk memperkuat sistem logistik nasional. "Masukan dari pelaku bisnis tentunya penting dalam memperkuat dukungan regulasi maupun kebijakan terhadap best practices pada industri logistik, yang dalam jangka panjang menjadi kunci apabila ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi di kawasan regional," pungkas Faisol.
Dengan dukungan investasi dan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta, diharapkan sektor logistik Indonesia dapat lebih kompetitif dan siap menghadapi tantangan ekonomi global. Kesuksesan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di masa mendatang.