Minyak

Cadangan Minyak AS Menurun Drastis, Harga Minyak Mentah Terus Meningkat

Cadangan Minyak AS Menurun Drastis, Harga Minyak Mentah Terus Meningkat
Cadangan Minyak AS Menurun Drastis, Harga Minyak Mentah Terus Meningkat

JAKARTA – Harga minyak mentah global kembali mencatat penguatan signifikan pada awal perdagangan Jumat, 10 Januari 2025, seiring dengan menurunnya cadangan minyak di Amerika Serikat dan sejumlah faktor geopolitik lainnya. Di tengah sentimen pasar yang terus berkembang, minyak West Texas Intermediate (WTI) mengalami kenaikan sebesar 0,43% menuju level US$74,24 per barel pada pukul 7.35 WIB. Sementara itu, minyak mentah patokan Brent untuk kontrak Maret 2025 juga menguat sebesar 1%, mencapai US$76,92 per barel, berdasarkan data Bloomberg.

Penyebab Peningkatan Harga Minyak

Penguatan harga ini terjadi di tengah penurunan stok minyak mentah di pusat penyimpanan utama di Cushing, Oklahoma, AS. Penurunan cadangan ini mencatatkan level terendah sejak tahun 2014, yang mendorong peningkatan harga minyak di pasaran global. Menurut laporan terbaru, meskipun inflasi konsumen di China menurun mendekati nol, permintaan terhadap minyak mentah justru mengalami peningkatan karena berbagai faktor eksternal.

Salah satu penggerak utama kenaikan harga adalah cuaca dingin yang melanda bagian utara Amerika Serikat. Kondisi ini berkontribusi pada peningkatan permintaan bahan bakar untuk pemanas, yang tentunya mempengaruhi aktivitas kilang minyak. Seiring dengan itu, terdapat kekhawatiran bahwa cuaca ekstrem bisa mengganggu operasi kilang, yang pada gilirannya akan mengurangi pasokan minyak mentah di pasar.

Dampak Geopolitik dan Kebijakan AS

Faktor lain yang mengakibatkan kenaikan harga minyak adalah ketidakpastian geopolitik yang meningkat pasca terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Kebijakan yang diusung Trump diperkirakan akan berdampak besar pada pasokan minyak global, khususnya yang berasal dari Iran. "Kembalinya Trump ke Gedung Putih menimbulkan risiko signifikan terhadap pasokan minyak Iran," ujar seorang analis pasar energi yang tidak ingin disebutkan namanya. Selain itu, potensi perang dagang yang dikhawatirkan dapat mengurangi permintaan energi global, turut membayangi pergerakan harga minyak.

Salah satu langkah yang sedang dipersiapkan Trump adalah pengesahan pengeboran baru di lahan federal, yang direncanakan melalui serangkaian perintah eksekutif segera setelah pelantikannya pada 20 Januari mendatang. Skenario ini diharapkan dapat meningkatkan pasokan domestik, namun tarif impor pada produk Kanada yang juga menjadi bagian dari rencana kebijakan Trump dapat menambah ketidakstabilan pasokan.

Penurunan Ekspor Rusia dan Pergeseran Pasar

Di sisi lain, ekspor minyak laut Rusia turun ke level terendah sejak Agustus 2023. Hal ini memaksa sejumlah kilang di India untuk mengalihkan pembelian mereka ke minyak mentah Timur Tengah karena kesulitan mendapatkan volume minyak Rusia yang diharapkan, demikian diungkapkan dalam laporan para pedagang minyak terkini.

Dampak dari penurunan ekspor Rusia turut memberikan tekanan pada pasar minyak global, menciptakan dinamika baru yang menguntungkan bagi pemasok minyak di Timur Tengah. "Adanya perubahan pola ekspor minyak Rusia memberikan kesempatan bagi kawasan Timur Tengah untuk memperkuat posisi mereka di pasar," kata seorang pedagang minyak berpengaruh di Asia.

Prediksi dan Prospek Ke Depan

Para analis memperkirakan bahwa WTI akan mencatat kenaikan mingguan ketiga jika tren ini berlanjut, terutama karena faktor cuaca dan kebijakan pemerintah AS yang akan datang. Namun, volatilitas harga masih akan tetap tinggi, terutama jika kebijakan perdagangan dan pengeboran baru mulai diterapkan.

Dalam iklim ketidakpastian ini, pasar minyak dunia memang sedang berada pada titik krusial. Kombinasi antara faktor cuaca, kebijakan politik, dan dinamika pasar internasional membuat harga minyak menjadi sangat peka terhadap perubahan apapun. "Pasar minyak saat ini sangat dipengaruhi oleh berita dan kebijakan yang diumumkan, khususnya di Amerika Serikat," tegas seorang ekonom energi terkemuka.

Dengan tingkat simpanan minyak di AS yang terus menurun, dan keadaan geopolitik yang tidak menentu, harga minyak mentah diperkirakan akan terus mengalami fluktuasi tajam. Para pelaku pasar diimbau untuk tetap waspada dan memperhatikan perkembangan berita terkini dalam mengambil keputusan investasi mereka.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index