Jakarta - Nilai transaksi Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) terus menunjukkan pertumbuhan yang positif pada November 2024, dengan peningkatan sebesar 4,64% year-on-year (yoy), mencapai Rp1,09 triliun.
Volume transaksi yang tercatat untuk RTGS adalah sebanyak 827 transaksi, naik 2,73% yoy. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, Wahyu Indra Sukma, mengungkapkan data tersebut dalam siaran pers tertulis yang disampaikan kepada media di Kalimantan Utara, Rabu, 8 Januari 2025.
Di sisi lain, sistem pembayaran lainnya, yaitu Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), menunjukkan tren yang berlawanan dimana mengalami kontraksi. Nilai transaksi melalui SKNBI tercatat turun sebesar -1,67% yoy menjadi Rp459,52 miliar. Volume transaksi SKNBI juga mengalami penurunan sebesar -7,36% yoy, dengan total 9.358 transaksi yang tercatat.
Kepala Perwakilan BI Kalimantan Utara, Wahyu Indra Sukma, menyampaikan pandangannya terkait kondisi ini, "Dengan perkembangan Sistem Pembayaran Bank Indonesia yang semakin baik, sejalan dengan penerapan BI-FAST yang semakin luas di masyarakat sejak Desember 2021 sebagai wujud modernisasi dari SKNBI, dengan waktu layanan lebih luas, real time, dan kanal pembayaran yang lebih luas."
BI-FAST, yang telah diimplementasikan sejak akhir 2021, memang digadang sebagai langkah modernisasi dari sistem layanan keuangan yang ada. Sistem ini menawarkan layanan yang lebih cepat, fleksibilitas waktu yang lebih baik, serta akses yang lebih luas melalui berbagai kanal pembayaran. Implementasi ini diharapkan bisa merangkul lebih banyak pengguna dan meningkatkan efisiensi transaksi keuangan di berbagai sektor.
Lebih lanjut, Indra menambahkan bahwa sepanjang November 2024, pelaksanaan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) melalui layanan BI-RTGS dan SKNBI yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara berjalan dengan efisien, aman, dan andal. "Hal tersebut tercermin dari tingkat ketersediaan (availability) sistem yang mencapai 100% dan tidak terdapat unsettled transaction," ungkapnya.
Tingkat ketersediaan atau availability yang mencapai angka sempurna menunjukkan kehandalan sistem BI-RTGS dan SKNBI dalam menangani arus transaksi besar yang masuk setiap harinya. Kondisi ini patut mendapatkan apresiasi mengingat pentingnya kecepatan dan keamanan dalam sistem pembayaran di era digital yang serba cepat ini.
Menyikapi pertumbuhan positif pada BI-RTGS dan kontraksi pada SKNBI, Indra mengungkapkan keyakinannya bahwa tren ini merupakan bagian dari dinamika sistem pembayaran yang dihadapi saat ini. "Setiap sistem memang memiliki siklus, namun dengan investasi pada infrastruktur dan peningkatan layanan, kami berharap dapat memberikan solusi pembayaran yang lebih baik ke depannya," katanya.
Dengan demikian, meski SKNBI mengalami penurunan transaksi, optimisme tetap ada berkat adanya inovasi dan modernisasi yang terus dilakukan oleh Bank Indonesia dalam rangka meningkatkan layanan sistem pembayaran nasional.
Indra juga menekankan pentingnya kerjasama dengan pihak bank dan pelaku industri keuangan lainnya untuk memastikan kesuksesan implementasi sistem modern seperti BI-FAST. Kolaborasi ini dianggap dapat membantu mengurangi risiko, mempercepat adopsi teknologi baru, dan pada akhirnya meningkatkan pengalaman pengguna di dalam negeri.
Sebagai salah satu komitmen dari Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan, BI terus mengupayakan peningkatan kualitas layanan melalui inovasi dan penerapan teknologi terkini. Hal ini diharapkan bisa mengakomodasi kebutuhan transaksi yang kian kompleks dan cepat di masa mendatang.