LISTRIK

1,3 Juta Rumah Tangga di Indonesia Masih Gelap Gulita: Pemerintah Butuh Rp 48 Triliun untuk Listrik Masuk Dusun

1,3 Juta Rumah Tangga di Indonesia Masih Gelap Gulita: Pemerintah Butuh Rp 48 Triliun untuk Listrik Masuk Dusun
1,3 Juta Rumah Tangga di Indonesia Masih Gelap Gulita: Pemerintah Butuh Rp 48 Triliun untuk Listrik Masuk Dusun

Sebuah tantangan besar tengah dihadapi Indonesia dalam upaya memberikan akses listrik ke seluruh pelosok negeri. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan data mengejutkan bahwa sebanyak 1,3 juta rumah tangga di lebih dari 6.700 dusun masih belum mendapatkan akses listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Hal tersebut diutarakan Bahlil saat menghadiri acara di Kompleks Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

"Pada saat ini, masih banyak masyarakat kita yang belum mendapatkan listrik dari PLN. Sebagian besar dari mereka masih mengandalkan listrik swadaya, meskipun jumlahnya sangat sedikit. Ada juga yang terpaksa menggunakan bahan bakar minyak (BBM) yang harganya cukup mahal," ujar Bahlil dengan nada prihatin.

Tantangan Besar di 340 Kecamatan

Menurut data yang disampaikan Bahlil, 340 kecamatan di Indonesia masih belum terjangkau oleh layanan listrik PLN. Mayoritas daerah tersebut berada di kawasan 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) seperti Maluku, Papua, serta beberapa wilayah di Sulawesi. Bahkan, terdapat sejumlah dusun di Jawa Barat yang juga belum menikmati kemudahan akses listrik.

Mengatasi masalah ini bukan persoalan yang ringan. Bahlil menegaskan bahwa estimasi anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 48 triliun. Dana tersebut direncanakan dapat digunakan selama lima tahun ke depan dalam program 'Listrik Masuk Desa dan Dusun'. Dengan anggaran tersebut, diharapkan seluruh dusun di Indonesia dapat dialiri listrik dalam tempo lima tahun.

Presiden Prabowo: “Kita Optimis!”

Pada kesempatan yang sama, Presiden Prabowo Subianto turut memberikan pledoi untuk mempercepat pemerataan listrik di seluruh Indonesia. "Saudara-saudara sekalian, ada ribuan dusun yang masih belum teraliri listrik. Untuk mencapai target tersebut, kita memerlukan anggaran sebesar Rp 48 triliun," ungkap Prabowo di hadapan para hadirin di Jatigede.

Presiden Prabowo menunjukkan optimisme tinggi bahwa permasalahan ini dapat diselesaikan dalam lima tahun mendatang. Ia menegaskan, "Masih ada saudara-saudara kita yang belum menikmati listrik. Insya Allah, kita akan selesaikan dalam lima tahun yang akan datang. Saya kira kita sangat mampu mencapainya."

Prabowo memaparkan, jika dihitung, alokasi Rp 48 triliun tersebut berarti pemerintah memerlukan sekitar Rp 9 triliun setiap tahunnya untuk membangun fasilitas listrik di dusun-dusun tersebut. Ia menambahkan bahwa berkat laporan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang menunjukkan adanya penghematan anggaran di berbagai bidang, langkah ini semakin realistis untuk diwujudkan.

"Alhamdulillah, ada penghematan yang cukup besar, memungkinkan kita untuk bertransformasi menuju hilirisasi dan industrialisasi secara besar-besaran, yang nantinya akan mengejutkan dunia," jelas Prabowo dengan penuh semangat.

Proyek Besar Demi Kemajuan Bangsa

Dalam semangat yang sama, Prabowo mengumumkan bahwa Indonesia akan memulai puluhan proyek-proyek besar lainnya pada tahun ini. "Kita akan mulai tahun ini juga dengan kekuatan bangsa Indonesia sendiri," tegasnya. Kata-kata ini tidak hanya menjadi janji politik, namun juga sebuah dorongan moral bagi seluruh stakeholder terkait untuk segera beraksi dan mengimplementasikan program ini.

Melalui langkah ini, diharapkan tantangan ketenagalistrikan di Indonesia, khususnya di daerah-daerah terpencil dapat teratasi dengan baik. Pemerintah, bersama PLN dan pihak-pihak terkait, diharapkan dapat bekerja sama mewujudkan listrik bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan tercapainya target ini, kualitas hidup masyarakat di daerah 3T, terutama dalam akses pendidikan dan kesehatan, dapat meningkat signifikan.

Sebuah Tantangan dan Peluang

Upaya pemerintah dalam menyelesaikan masalah ketenagalistrikan ini tidak hanya diperlukan demi kemaslahatan rakyat, tetapi juga menandai langkah strategis menuju pembangunan nasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Efisiensi dan ketepatan pelaksanaan program ini akan menjadi kunci untuk keberhasilan distribusi listrik merata di seluruh pelosok tanah air.

Melalui upaya bersama, Indonesia diharapkan dapat menuntaskan masalah ketimpangan akses listrik ini dan membawa masyarakat menuju era baru yang lebih terang dan lebih maju. Dengan demikian, cita-cita membangun Indonesia yang lebih sejahtera, adil, dan makmur bisa segera terwujud.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index