Jakarta - Bali, destinasi pariwisata unggulan di Indonesia, diprediksi mengalami pertumbuhan signifikan dalam sektor penjualan ritel pada tahun 2025. Bank Indonesia (BI) menyoroti peningkatan ini melalui laporan terbaru mereka, mengindikasikan bahwa optimisme pertumbuhan di sektor tersebut tidak hanya berkelanjutan tetapi juga semakin solid. Dalam laporan tersebut, BI menyebutkan bahwa Indeks Penjualan Riil (IPR) di Bali pada Desember 2024 diperkirakan mencapai 118,2, menandakan pertumbuhan tahunan sebesar 8,7% (year-on-year/yoy).
Erwin Soeriadimadja, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, dalam pernyataannya pada Senin, 20 Januari 2025, menegaskan, "Hal ini menunjukkan kinerja penjualan eceran di Provinsi Bali terus meningkat atau berada di level optimis lebih dari 100." Optimisme ini didukung oleh berbagai faktor, termasuk pertumbuhan ekonomi Bali yang kuat dan kebijakan pemerintah yang mendorong peningkatan daya beli masyarakat, Senin, 20 Januari 2025.
Faktor Pendorong Pertumbuhan Ritel
Pertumbuhan penjualan ritel di Bali ini didorong oleh kebijakan yang proaktif dari pemerintah, seperti penurunan tarif tiket pesawat sebesar 10% selama masa perayaan Natal dan Tahun Baru. Langkah ini berfungsi sebagai katalisator utama yang memacu peningkatan konsumsi di wilayah tersebut. Menurut Erwin, "Kebijakan penurunan tarif tiket pesawat mampu menjadi katalisator utama dalam peningkatan konsumsi di Provinsi Bali."
Mengacu pada data dari PT Angkasa Pura I (AP I), jumlah kunjungan wisatawan di Bali pada Desember 2024 meningkat 4,69% (yoy), mencapai 1,07 juta wisatawan. Angka ini menunjukkan daya tarik Bali yang terus tumbuh, baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara, yang secara langsung meningkatkan permintaan ritel.
Survei Penjualan Eceran: Indikator Optimisme
Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan secara rutin oleh BI mencakup 100 pengecer di Kota Denpasar dan sekitarnya. Survei ini menunjukkan bahwa penjualan ritel di Bali pada Desember 2024 didorong oleh beberapa sub kelompok, seperti Peralatan Informasi dan Komunikasi yang meningkat 5,5% month-to-month (mtm), Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar 4,4% (mtm), dan Sandang sebesar 3,8% (mtm).
Kenaikan ini menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi terjadi secara merata, tidak hanya terfokus pada sektor tertentu. Pada November 2024, IPR Bali tercatat sebesar 117,2, atau tumbuh 10,1% (yoy). Sementara penjualan ritel nasional pada November 2024 juga mencatat pertumbuhan sebesar 0,9% (yoy).
Ekspektasi Penjualan Tetap Tinggi
Prospek cerah penjualan ritel di Bali ke depan diperkuat oleh Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP), yang menunjukkan keyakinan pelaku usaha terhadap peningkatan penjualan dalam jangka pendek hingga menengah. Responden survei memperkirakan bahwa penjualan pada enam bulan mendatang, tepatnya Mei 2025, akan meningkat hingga 188,0, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat di angka 180,0.
Kenaikan IEP ini menggambarkan keyakinan pelaku usaha bahwa momentum pertumbuhan ekonomi di Bali akan terus berlanjut. "Momentum pertumbuhan ekonomi Bali diperkirakan akan terus berlanjut," tambah Erwin.
Sinergi dalam Menjaga Stabilitas dan Pertumbuhan
Bank Indonesia, bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali, terus bahu-membahu untuk memastikan bahwa kondisi ekonomi dan kinerja penjualan tetap stabil. Upaya ini meliputi pengawasan terhadap kestabilan harga dan upaya memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga, sehingga ekonomi Bali terus bergerak di jalur pertumbuhan yang berkelanjutan.
Sinergi ini menjadi fondasi penting dalam menjaga kestabilan dan terus mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah berbagai tantangan ekonomi global. Dengan berbagai faktor positif yang mendukung, prospek penjualan ritel di Bali pada tahun 2025 dapat dipastikan akan semakin cerah, memberikan keuntungan berkelanjutan bagi perekonomian daerah dan nasional.