Transportasi

Tetap Pakai Masker di Transportasi Umum untuk Cegah Penularan TBC

Tetap Pakai Masker di Transportasi Umum untuk Cegah Penularan TBC
Tetap Pakai Masker di Transportasi Umum untuk Cegah Penularan TBC

Di tengah upaya global untuk memerangi penyakit menular, tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman serius di banyak negara, termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri “Mycobacterium tuberculosis” dan, meskipun tidak menular secepat virus COVID-19, tetap memiliki potensi besar untuk menyebar, terutama di tempat-tempat dengan tingkat kepadatan tinggi seperti transportasi umum.

Menurut Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, dr. Ina Agustina Isturini, MKM, penggunaan masker di transportasi umum harus tetap menjadi kebiasaan baik bagi mereka yang sakit maupun yang sehat. "Transportasi umum bisa jadi risiko penularan TBC. Bukan hanya TBC, banyak penyakit menular lainnya karena itu kerumunan, berdesakan. Sehingga disarankan bagi yang sakit pakai masker, yang sehat juga pakai masker," ujar dr. Ina dalam media briefing yang dilakukan secara daring, Selasa 21 Januari 2025.

Data dari Global TB Report 2023 menunjukkan bahwa Indonesia mencatat sekitar 1.060.000 kasus TBC per tahun. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan beban TBC tertinggi di dunia, di mana secara global terdapat sekitar 10,8 juta orang yang terinfeksi dan 1 juta kematian akibat penyakit ini setiap tahunnya. Kondisi ini menegaskan pentingnya upaya pencegahan baik oleh pemerintah maupun masyarakat secara luas.

Pemerintah Indonesia, melalui berbagai kebijakan dan program, terus berusaha menekan angka penyebaran TBC. Selain pengobatan yang terus dikembangkan, penyuluhan mengenai pentingnya pencegahan juga gencar dilakukan. Salah satu imbauan utama dari Kementerian Kesehatan adalah perlunya menjaga kebersihan diri, menghindari kerumunan, dan meningkatkan daya tahan tubuh.

"Pola hidup bersih yang dulu dilakukan oleh masyarakat Indonesia semasa pandemi COVID-19 sudah sangat baik, sehingga harus dilanjutkan meskipun pandemi sudah berlalu," tegas dr. Ina. Ia menambahkan bahwa mencuci tangan dengan sabun menjadi hal paling mendasar, dan mengenakan masker ketika berada di tempat umum juga sangat direkomendasikan. “TBC nggak secepat COVID ya, kalau COVID beberapa detik bisa tertular. TBC kontaknya lebih lama, sekitar 6-8 jam sehari selama 4 hari. Makanya menjaga penularan itu dengan menghindari kerumunan, menjaga daya tahan tubuh,” katanya.

Ketika menggunakan transportasi umum, kondisi di mana orang-orang berdesakan dan udara yang sama dihirup secara bersamaan menjadikan lingkungan tersebut potensial bagi penyebaran penyakit. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan untuk tetap waspada dan melakukan langkah-langkah pencegahan yang seharusnya sudah menjadi kebiasaan sejak masa pandemi.

Dr. Ina juga menggarisbawahi pentingnya deteksi dini dan penanganan TBC agar tidak semakin menyebar dalam populasi. Kontak serumah dengan penderita TBC dihimbau untuk segera melakukan pemeriksaan kesehatan sebagaimana kebijakan baru yang telah dirilis oleh Kementerian Kesehatan. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi angka penularan dalam lingkungan terdekat penderita.

Di samping itu, melalui kolaborasi dengan berbagai pihak seperti PPTI (Perhimpunan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia) dan lembaga lainnya, pemerintah terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya TBC dan pentingnya pencegahan. Kampanye pencegahan dengan pendekatan 'jemput bola' diharapkan menjangkau komunitas-komunitas yang paling berisiko terpapar.

Untuk memutus rantai penularan, kesadaran kolektif diperlukan. Menghindari tempat keramaian ketika tidak mendesak, rajin mencuci tangan, serta menerapkan etika batuk dan bersin menjadi langkah-langkah yang bisa dilakukan individu. Di sisi lain, para pengguna transportasi umum diingatkan untuk selalu menjaga jarak aman dan mengenakan masker sebagai perlindungan dari paparan infeksi.

Melalui kombinasi upaya pencegahan individual dan kebijakan kesehatan masyarakat yang tepat, diharapkan angka kasus TBC di Indonesia dapat ditekan secara signifikan. Inilah saatnya bagi masyarakat Indonesia untuk bersatu dalam memerangi TBC, menjadikannya bagian dari agenda kesehatan nasional yang mendapatkan perhatian serius.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index