JAKARTA – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan pandangannya mengenai peran transportasi publik yang lebih luas dari sekadar sarana mobilitas. Pernyataannya ini diungkapkan usai menghadiri peluncuran buku dan melakukan kunjungan singkat ke Halte Cakra Selaras Wahana (CSW), salah satu simpul transportasi paling sibuk di ibu kota.
Dalam kunjungannya, Anies menilai bahwa Halte CSW tidak hanya sekadar menghubungkan berbagai moda transportasi, tetapi juga memberikan pengalaman perjalanan yang efisien dan nyaman. "Halte ini tidak hanya menjadi simpul transportasi yang menghubungkan berbagai moda, tetapi juga memberikan pengalaman perjalanan yang efisien dan nyaman bagi masyarakat," kata Anies melalui unggahan Instagram resminya, Senin, 20 Januari 2025.
Selama di Halte CSW, Anies berkesempatan berinteraksi dengan pengguna transportasi umum yang ada di sana. Ia menyatakan kebahagiaannya dapat bertemu dan berbincang dengan masyarakat yang ditemuinya. "Bahagia bisa temu sapa dengan teman-teman di perjalanan pulang. Semua ini menjadi pengingat bahwa transportasi publik tidak hanya soal mobilitas, tetapi juga ruang interaksi sosial," jelas Anies.
Menurut Anies, penting untuk terus mendorong pengembangan transportasi publik yang inklusif dan terintegrasi. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan mobilitas warga, tetapi juga untuk mewujudkan masa depan kota yang lebih baik dan lebih berkelanjutan. "Mari kita terus dorong pengembangan transportasi publik yang inklusif dan terintegrasi demi masa depan kota yang lebih baik," tegasnya.
Kunjungan Anies ke Halte CSW dilakukan setelah ia menghadiri acara peluncuran buku yang berjudul “Makanya, Mikir!” di FX Sudirman, Jakarta Pusat pada Sabtu, 18 Januari 2025. Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh politik besar termasuk Basuki Tjahaja Purnama, yang akrab dikenal sebagai Ahok.
Pertemuan antara dua mantan gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama, tampak hangat. Momen ini diwarnai dengan jabat tangan, pelukan, dan perbincangan akrab di antara keduanya, mencerminkan hubungan baik meski pernah terlibat dalam panggung politik yang sama.
Anies Baswedan dikenal sebagai figur pemimpin yang memiliki perhatian besar terhadap pengembangan infrastruktur kota khususnya di bidang transportasi publik selama masa kepemimpinannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Berbagai inisiatif telah digagas untuk mengoptimalkan sistem transportasi, salah satunya adalah pengadaan jalur integrasi transportasi yang menghubungkan bus TransJakarta, MRT, dan LRT.
Berkat berbagai inovasi tersebut, Jakarta kini memiliki sistem transportasi yang lebih terstruktur dan terintegrasi, memudahkan masyarakat dalam menjalani mobilitas harian. Hal ini sejalan dengan visi Anies untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang lebih ramah bagi pengguna transportasi publik.
Mengaitkan transportasi publik dengan ruang interaksi sosial memberikan perspektif baru dalam merancang dan merencanakan infrastruktur perkotaan. Konsep ini menekankan pentingnya menciptakan ruang-ruang di mana warga dapat berinteraksi dan membangun hubungan sosial, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hidup di kota-kota besar seperti Jakarta.
Melalui reidentifikasi ini, diharapkan transportasi publik tidak hanya dipandang dari sisi fungsionalnya sebagai alat transportasi massal, tetapi juga sebagai platform yang memperkuat koneksi dan kebersamaan antarwarga kota. Implementasi kebijakan ini menjadi bagian dari komitmen berkelanjutan para pemimpin kota untuk menciptakan ekosistem perkotaan yang lebih inklusif dan harmonis dengan pendekatan humanis di dalamnya.
Dengan pernyataan dan tindakan nyata dari sosok pemimpin seperti Anies Baswedan, harapannya konsep ini bisa terus diterapkan dan ditingkatkan, sehingga transportasi publik dapat menjadi pilar penguat bagi tatanan sosial dan ekonomi di tengah deru perkembangan kota. Bagaimana pun, kota yang maju seharusnya tidak hanya diukur dari infrastruktur fisiknya saja, tetapi juga dari kekuatan masyarakatnya dalam saling berinteraksi dan bekerja sama demi kesejahteraan bersama.