Jakarta – Pemerintah melalui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan komitmennya untuk mendukung pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dalam proyek pembangunan satu juta rumah yang diinvestasikan oleh Qatar di Indonesia. Hal ini diungkapkan Erick dalam konferensi pers yang digelar bersama Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), Nixon LP Napitupulu, di Kantor Kementerian BUMN.
Erick menekankan bahwa proyek ini menyasar masyarakat golongan menengah ke bawah, menjadikannya bagian penting dari upaya pemerintah dalam menyediakan hunian yang terjangkau. "Sudah ada pembicaraan bisnis, yang pasti kita dukung daripada pembayaran, cicilan KPR-nya. Karena kan pasti nyicil, enggak tahu kalau beli cash," ujarnya, Kamis, 23 Januari 2025.
Program investasi dari Qatar ini dinilai penting karena tidak hanya menyediakan rumah, namun juga didukung dengan skema pembiayaan yang memudahkan masyarakat. Erick menambahkan bahwa skema KPR merupakan pilihan yang lebih realistis bagi banyak orang yang berpenghasilan menengah ke bawah. "Jadi kan pasti KPR, ada hubungannya sama yang tadi, jangan sampai lah tersangkut orang yang tadi menyicil," tambah Erick.
Meskipun demikian, Erick mengakui bahwa saat ini belum ada pembicaraan lanjut mengenai imbal hasil dari investasi Qatar bersama BUMN. Menurutnya, langkah selanjutnya adalah menata lahan yang dimiliki oleh BUMN agar lebih spesifik untuk mendukung proyek ini. "Karena, kalau mau sukses ya Transit Oriented Development (TOD), apa di Batu Ceper, apa semua yang di ekosistem itu," kata Erick menekankan pentingnya pendekatan pembangunan yang terintegrasi dengan transportasi publik.
Erick menegaskan bahwa kesuksesan proyek pembangunan satu juta rumah ini sangat tergantung pada ketersediaan akses transportasi publik. Berdasarkan survei, akses transportasi yang baik dapat memengaruhi keberhasilan suatu proyek perumahan. "Nah itu yang kita lihat, kita juga enggak mau sembrono seakan-akan menawarkan hanya tanah-tanah aset. Tetapi, transportasi publiknya tidak tersangkut," jelas Erick.
Proyek ini tidak hanya diharapkan memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional, tetapi juga mengurangi backlog perumahan di Indonesia. Dengan menggandeng Qatar sebagai investor, diharapkan proyek ini dapat berjalan dengan lancar dan tepat sasaran. Dukungan dari perbankan, terutama BTN yang memang fokus pada pembiayaan perumahan, menjadi kunci keberhasilan dari skema KPR yang ditawarkan.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, dalam kesempatan itu juga mengungkapkan antusiasmenya. "Kami siap untuk menyalurkan pembiayaan KPR bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah dalam program ini. Ini adalah tanggung jawab kami untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menyediakan perumahan yang terjangkau," ungkap Nixon.
Proyek ini menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga pemerintah, perbankan, dan investor asing untuk mencapai tujuan yang lebih besar dalam penyediaan hunian yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Dengan dukungan pembiayaan yang solid dan perencanaan yang matang, optimisme terhadap kesuksesan proyek ini semakin menguat.
Lebih lanjut, Erick juga mengingatkan bahwa faktor keikutsertaan masyarakat sangat penting dalam merealisasikan tujuan ini. Pemberdayaan komunitas lokal dan peningkatan kesadaran akan pentingnya memiliki hunian yang layak harus terus didorong. "Kami lakukan ini bukan hanya untuk BUMN atau pemerintah, tetapi untuk seluruh rakyat Indonesia yang berhak mendapatkan tempat tinggal layak," pungkas Erick.
Dengan strategi yang tepat, proyek ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi upaya penyediaan perumahan terintegrasi yang mengedepankan kualitas hidup masyarakat. Ketersediaan rumah yang terjangkau dan akses transportasi publik yang memadai akan menjadi kombinasi ideal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.