Investasi

Investasi Miliarder Arab di TikTok: Kingdom Holding Company Siap Bergerak

Investasi Miliarder Arab di TikTok: Kingdom Holding Company Siap Bergerak
Investasi Miliarder Arab di TikTok: Kingdom Holding Company Siap Bergerak

Jakarta - Kingdom Holding Company (KHC), milik Pangeran Alwaleed Bin Talal, menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi di platform video populer, TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance. Langkah investasi ini akan dilakukan apabila ada penawaran yang menarik datang kepada perusahaan tersebut. Pernyataan ini mengemuka di tengah upaya berkelanjutan untuk menemukan pembeli potensial bagi TikTok di Amerika Serikat (AS), setelah aplikasi ini sempat menghadapi larangan operasi di negara tersebut.

Menurut laporan Reuters, CEO KHC Talal Ibrahim Al-Maiman mengungkapkan minat perusahaannya dalam sebuah wawancara dengan Al Arabiya TV pada Rabu, 22 Januari. "Kami selalu terbuka untuk peluang strategis baru, dan TikTok merupakan salah satu platform yang sangat menarik dengan basis pengguna yang besar di seluruh dunia," ujarnya, Kamis, 23 Januari 2025.

Perkembangan ini sejalan dengan penundaan pemblokiran TikTok oleh Presiden AS Donald Trump, yang memberikan jangka waktu 75 hari bagi ByteDance untuk menemukan pembeli yang tepat. Trump mengisyaratkan minatnya terhadap Elon Musk, CEO Tesla, sebagai salah satu kandidat potensial untuk mengakuisisi TikTok. Namun, sampai saat ini, Musk belum memberikan tanggapan publik mengenai hal tersebut.

Di sisi lain, Kingdom Holding Company sudah memiliki pengalaman dalam investasi di sektor teknologi dan media sosial. Mereka memiliki saham di platform media sosial milik Elon Musk, X, serta perusahaan rintisan kecerdasan buatan Musk, xAI. Dana Investasi Publik (IPF) Arab Saudi juga memegang 5% saham minoritas di KHC, yang sahamnya tercatat di bursa saham Saudi.

Portofolio bisnis KHC memang sangat beragam, mencakup sektor seperti petrokimia, perawatan kesehatan, real estate, dan e-commerce. Meskipun demikian, perusahaan ini belum tertarik untuk memasuki pasar mata uang kripto. "Kami mendukung teori Tuan Buffett bahwa Anda tidak boleh membeli sesuatu dengan mata uang kripto seandainya Anda tidak bisa membeli barang apa pun dengannya," jelas Al-Maiman. "Karena kami tidak dapat membeli barang apa pun dengan mata uang kripto, maka saat ini kami tidak mempertimbangkan untuk berinvestasi di dalamnya."

Sementara itu, Presiden Trump telah menandatangani perintah eksekutif untuk menunda pemblokiran TikTok selama 75 hari ke depan. Trump menyatakan bahwa jika kesepakatan untuk menjual aplikasi ini tidak disetujui oleh pemerintah China, maka TikTok akan dianggap tidak memiliki nilai di mata pemerintah AS, dan pemblokiran yang sudah direncanakan mungkin akan dilanjutkan. "Jadi jika kita menciptakan nilai tersebut, mengapa kita tidak berhak atas setengahnya?" kata Trump, merujuk pada potensi nilai TikTok yang bisa mencapai ratusan miliar dolar.

Proposal dari Trump ini termasuk upaya untuk mendirikan usaha patungan pengelola TikTok di AS, yang diharapkan dapat mengamankan operasi aplikasi tersebut di negara tersebut sambil menjamin keuntungan bagi perekonomian AS.

KHC, sebagai salah satu konglomerat terbesar di Arab Saudi, memiliki pengalaman dan keahlian untuk memainkan peran penting dalam peluang investasi internasional seperti ini. Dengan kehadiran global dan jajaran investasi yang beragam, mereka siap menunggu momentum yang tepat untuk bergerak masuk ke pasar Amerika, terutama bila itu melibatkan platform komunikasi digital sekompleks TikTok.

Para pengamat pasar akan terus mengamati bagaimana kerjasama potensial ini bisa berjalan dan apa dampaknya bagi ekosistem media sosial, baik di Timur Tengah maupun di seluruh dunia. Dengan KHC yang siap untuk berinvestasi, masa depan TikTok di AS masih menunggu babak baru yang menarik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index