Penyeberangan

Insiden Kecelakaan Mematikan: Evaluasi Kritis untuk Suroboyo Bus dan Fasilitas Penyeberangan di Surabaya

Insiden Kecelakaan Mematikan: Evaluasi Kritis untuk Suroboyo Bus dan Fasilitas Penyeberangan di Surabaya
Insiden Kecelakaan Mematikan: Evaluasi Kritis untuk Suroboyo Bus dan Fasilitas Penyeberangan di Surabaya

JAKARTA – Insiden kecelakaan tragis yang melibatkan Suroboyo Bus baru-baru ini telah memicu tuntutan untuk evaluasi menyeluruh dari layanan transportasi umum utama di Kota Surabaya. Kejadian ini mengundang perhatian intensif dari berbagai pihak, termasuk Pemkot Surabaya dan lembaga yang peduli pada keselamatan pejalan kaki.

Diluncurkan pada 2018, Suroboyo Bus telah menjadi pilihan transportasi umum andalan bagi warga Surabaya, termasuk para pendatang. Tarif yang terjangkau—Rp5.000 untuk umum dan Rp2.000 untuk pelajar—menjadi daya tarik utama layanan ini. Selama bertahun-tahun beroperasi, tidak banyak terdengar insiden fatal yang melibatkan Suroboyo Bus, kecuali beberapa keluhan minor terkait sistem pembayaran dan keberatan dari sopir angkutan umum lainnya. 

Kronologi Kecelakaan

Pada pagi hari yang tenang, Edy Kuncoro (60) sedang menuju kios cuci motornya di kawasan Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) ketika tragedi itu terjadi. Sekitar pukul 05.30 WIB, Edy berusaha menyeberang jalan dan tiba-tiba tertabrak oleh Suroboyo Bus dengan nomor polisi L 7354 UB. Dari keterangan Polrestabes Surabaya, Edy terkena bumper bagian kanan bus dan langsung jatuh. Dia dinyatakan meninggal dunia sebelum sempat dilarikan ke RSUD Dr Soetomo.

Kejadian ini segera memicu tindakan dari pihak kepolisian dan operator Suroboyo Bus. Jagad Duto Prasetyo (30), sopir bus yang terlibat dalam insiden tersebut, langsung menjalani pemeriksaan oleh polisi. Menurut Kasat Lantas Polrestabes Surabaya, AKBP Herdiawan Arifianto, tes urine dan alkohol dilakukan pada Jagad untuk memastikan dia tidak berada di bawah pengaruh zat terlarang. "Hasilnya, negatif narkoba dan alkohol. Sekarang masih kita dalami apakah ada aktivitas ugal-ugalan si sopir," ujar Herdiawan saat memberikan keterangan pers, Sabtu, 8 Februari 2025. 

Tindak Lanjut Dari Pemerintah Kota Surabaya

Menyusul insiden ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan perlunya evaluasi mendalam terhadap operasional Suroboyo Bus. Walaupun hasil awal menunjukkan sopir sudah mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) berkendara dengan baik, Eri Cahyadi mengakui masih ada kekurangan dalam kepatuhan hukum lalu lintas dari beberapa sopir angkutan umum. "Kemarin ada yang umur 70 nyetir, nggak mungkin (boleh). Umur 67 nyetir, nggak mungkin (boleh). Refleknya berkurang. Di situlah kami akan evaluasi," ujar Eri.

Eri menegaskan bahwa kriteria ketat akan diberlakukan untuk rekrutmen dan evaluasi sopir, termasuk pelatihan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Ia juga menegaskan pentingnya memperhatikan penandaan jalan yang memadai sebagai langkah pencegahan tambahan. "Bila perlu, ada evaluasi marka maupun rambu jalan," kata Eri lebih lanjut.

Sorotan pada Fasilitas Penyeberangan

Menanggapi insiden ini, Aditya Ikhsan, Koordinator Wilayah Koalisi Pejalan Kaki (Kopeka) Surabaya, mengungkapkan bahwa fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki di Surabaya masih perlu banyak perbaikan. Ia menunjukkan bahwa di lokasi insiden, tidak ada fasilitas penyeberangan yang memadai seperti zebra cross atau rambu penyeberangan lain. "Kejadian ini bisa terjadi tidak hanya menimpa Surabaya Bus saja, tetap bisa mobil, sepeda motor juga malah sering terjadi. Ini bisa jadi momentum untuk meningkatkan fasilitas bagi pejalan kaki secara menyeluruh di seluruh titik di kota," ujar Aditya dalam kutipannya di Detik Jatim.

Langkah Pencegahan Selanjutnya

Kerja sama antara Polrestabes Surabaya dan Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya akan ditingkatkan untuk melakukan evaluasi mendalam melalui ramp check terhadap semua moda transportasi umum di Surabaya. AKBP Herdiawan menegaskan, "Ramp check ini guna memeriksa kelayakan kendaraan untuk meminimalisir kecelakaan."

Kasus ini memanggil perhatian serius terhadap keselamatan transportasi umum di Surabaya. Lebih dari sekadar evaluasi operasional, insiden ini menyoroti kebutuhan mendasar untuk memperbaiki infrastruktur penyeberangan jalan guna memastikan keselamatan bagi pejalan kaki di kota ini. Dengan perbaikan sistemik dan kesadaran yang lebih baik, diharapkan insiden tragis seperti ini dapat dicegah di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index