JAKARTA - Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Lombok Utara dalam beberapa hari terakhir memaksa pihak berwenang untuk menutup sementara penyeberangan laut menuju tiga Gili melalui Pelabuhan Bangsal. Keputusan penutupan ini diumumkan pada Senin, 10 Febrari 2025, setelah adanya kekhawatiran serius terhadap keselamatan dan keamanan pelayaran ke destinasi wisata populer tersebut.
Penutupan ini didasarkan pada laporan kondisi cuaca yang terus memburuk, yang dapat menimbulkan risiko tinggi bagi setiap pelayaran yang dilakukan di laut Kabupaten Lombok Utara. "Untuk sementara kami masih menerapkan sistem buka tutup penyeberangan dari dan menuju tiga Gili mengingat cuaca yang tidak menentu," ujar Kasat Polair AKP Sugi Jaya, yang menyampaikan keputusan ini berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan Danpos AL dan KPLP kelas II Pemenang.
Risiko Keselamatan dan Keamanan
Kasat Polair AKP Sugi Jaya menekankan pentingnya prioritas keselamatan pengguna jasa penyeberangan, termasuk wisatawan dan penduduk lokal. "Pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang beraktifitas di laut untuk sementara agar tidak beroperasi dahulu," jelasnya, menggarisbawahi bahwa langkah ini diambil demi menghindari potensi kecelakaan dan insiden yang tidak diinginkan.
Selain itu, AKP Sugi Jaya mengingatkan para pelaku jasa penyeberangan untuk memastikan bahwa mereka mematuhi protokol keselamatan laut secara ketat, termasuk menyediakan jaket keselamatan untuk semua penumpang dan mendengarkan serta mengikuti semua peringatan yang dikeluarkan oleh petugas berwenang. "Tentunya dengan menyediakan jaket keselamatan dan mematuhi peringatan yang diberikan oleh petugas," tambahnya.
Koordinasi Lintas Instansi
Penutupan ini tidak diambil secara sepihak, melainkan merupakan hasil koordinasi lintas instansi terkait, termasuk TNI Angkatan Laut dan Kesyahbandaran serta Otoritas Pelabuhan. Dengan partisipasi dari berbagai pihak, keputusan ini diharapkan dapat meminimalkan risiko bagi semua penggiat industri pariwisata dan masyarakat yang bergantung pada akses laut menuju tiga Gili tersebut.
Cuaca ekstrem ini, di samping mengancam keselamatan pelayaran, juga berdampak pada pariwisata dan ekonomi lokal. Tiga Gili yang terdiri dari Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air adalah salah satu destinasi wisata utama di Lombok yang setiap tahun menarik ribuan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Imbauan kepada Masyarakat Lokal dan Wisatawan
Dalam kondisi cuaca yang tidak menentu seperti ini, pihak berwajib terus memberikan imbauan agar masyarakat tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi cuaca teraktual. "Kami mengimbau kepada masyarakat agar selalu memperhatikan informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)," tambah AKP Sugi Jaya.
Pendekatan preventif ini diambil untuk meminimalkan dampak lanjutan dari cuaca buruk yang berpotensi memutus akses transportasi antara Lombok dan tiga Gili, yang selain menjadi pusat wisata, juga menjadi salah satu sumber mata pencaharian masyarakat setempat.
Respons dari Industri Pariwisata
Para pelaku usaha di sektor pariwisata pun menyambut baik langkah ini meski menyadari adanya dampak ekonomi. "Kami memahami dan mendukung keputusan ini demi keselamatan bersama," ujar seorang pengusaha lokal yang bergerak di bidang jasa penyeberangan. Ia juga berharap situasi cuaca dapat segera membaik sehingga pariwisata ke Gili dapat kembali normal.
Penutupan penyeberangan ini menandakan bahwa cuaca ekstrem bukan hanya menjadi isu iklim global, tetapi juga memberikan dampak langsung pada kegiatan ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, kesiapan dan koordinasi antarinstansi sangatlah penting untuk menjamin keamanan publik serta meminimalisir kerugian ekonomi bagi masyarakat dan pelaku usaha.
Ke depan, pihak berwenang terus memantau perkembangan cuaca dan siap membuka kembali penyeberangan begitu kondisi di laut dinyatakan aman. Sementara itu, upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan dalam menghadapi cuaca ekstrem terus dilakukan demi keselamatan dan kelancaran aktivitas maritim di Kabupaten Lombok Utara.