Erick Thohir

Erick Thohir Dorong Keterlibatan Bank Swasta dalam Akselerasi Program 3 Juta Rumah Bersubsidi

Erick Thohir Dorong Keterlibatan Bank Swasta dalam Akselerasi Program 3 Juta Rumah Bersubsidi
Erick Thohir Dorong Keterlibatan Bank Swasta dalam Akselerasi Program 3 Juta Rumah Bersubsidi

JAKARTA - Menteri BUMN, Erick Thohir, menyerukan dukungan dari sektor perbankan, khususnya bank swasta, untuk membantu mempercepat realisasi program pembangunan 3 juta rumah bersubsidi yang digagas oleh pemerintah. Pengumuman ini disampaikan setelah rapat koordinasi yang berlangsung di kantor Bank Indonesia. Rapat ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Komisi XI DPR RI, Gubernur Bank Indonesia, serta sejumlah stakeholder lainnya.

Erick Thohir menegaskan bahwa hingga saat ini, perbankan Himbara, yang terdiri dari Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Rakyat Indonesia (BRI), serta Bank Tabungan Negara (BTN) yang memiliki spesialisasi pada pendanaan sektor perumahan, telah memainkan peran penting dalam mendukung pembiayaan rumah bersubsidi. BTN, misalnya, saat ini menguasai 80 persen pangsa pasar pendanaan rumah subsidi di Indonesia.

"Kita berharap Bank Mandiri, bank syariah BTN, dan BNI bisa terus berkolaborasi," ujar Erick dalam keterangannya pada Rabu, 12 Februari 2025. Meskipun bank-bank pemerintah sudah menunjukkan komitmen tinggi, Erick mengatakan masih diperlukan dukungan lebih luas, khususnya dari perbankan swasta, untuk mencapai target yang ambisius ini.

Dalam konteks target yang besar seperti program 3 juta rumah ini, keterlibatan bank swasta tidak hanya diharapkan tetapi juga sangat dibutuhkan. Erick berpendapat bahwa program ini seharusnya menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan sektor swasta. "Karena ini (targetnya) masif 3 juta rumah, kita harapkan juga peran dari bank-bank swasta untuk mendukung program pemerintah ini," tegasnya.

Program pembangunan 3 juta rumah bersubsidi ini bertujuan utama untuk mengurangi backlog perumahan yang masih tinggi di Indonesia, khususnya di kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang kerap kesulitan mengakses rumah layak huni. "Tujuan dari program ini untuk kepentingan rakyat Indonesia yang hari ini sangat membutuhkan perumahan di banyak sektor," tambah Erick.

Backlog perumahan sendiri telah menjadi isu penting di Indonesia, dengan kebutuhan perumahan yang terus melonjak seiring pertumbuhan populasi dan urbanisasi. Pembangunan rumah bersubsidi diharapkan dapat menjawab kebutuhan ini, sekaligus memberikan solusi bagi masyarakat yang belum memiliki rumah pribadi.

Erick Thohir menegaskan bahwa program ini bukan semata-mata milik bank-bank BUMN. "Jadi tidak kami (Bank-bank Himbara) sendirian saja, tetapi ini program yang masif yang juga harus didukung," jelasnya. Dukungan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun swasta, diharapkan dapat memfasilitasi keterjangkauan dan ketersediaan perumahan bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.

Dengan melibatkan bank swasta dalam program ini, Erick berharap dapat menambah kapasitas pendanaan serta mempercepat proses pembangunan perumahan yang diinginkan. Ini juga menjadi langkah untuk memastikan bahwa pembangunan perumahan ini dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Program ini sendiri telah mendapatkan dukungan dari berbagai lembaga, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang sebelumnya mengungkapkan optimismenya terhadap pertumbuhan kredit perbankan di tahun 2025. OJK juga telah menyebut bahwa industri asuransi siap memberikan fasilitas untuk mendukung program 3 juta rumah ini.

Dengan sinergi antara pemerintah, bank-bank Himbara, dan bank swasta, diharapkan program 3 juta rumah bersubsidi bisa terealisasi tepat waktu dan menjangkau masyarakat luas yang benar-benar membutuhkan. Kolaborasi ini diharapkan mampu menjawab tantangan besar dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat Indonesia.

Erick Thohir kembali mengingatkan pentingnya program ini, "Tujuannya untuk kepentingan tadi, agar rakyat Indonesia yang hari ini sangat membutuhkan perumahan di banyak sektor, yang kita lihat backlognya sedih, sudah terlalu banyak tertinggal saat ini," pungkasnya. Dukungan penuh dari semua pihak diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah perumahan yang selama ini menjadi kendala dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index