JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat peningkatan signifikan jumlah investor muda di pasar modal Indonesia, menandai era baru dalam dinamika investasi nasional. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengungkapkan bahwa mayoritas Single Investor Identification (SID) individu didominasi oleh generasi di bawah 40 tahun, mencapai 79% dari total SID. ​

Dominasi Generasi Muda dalam Investasi

Data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 22 Oktober 2024 menunjukkan jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 14,21 juta, meningkat lebih dari 2 juta investor baru atau 16,81% year-to-date. Dari jumlah tersebut, investor berusia di bawah 30 tahun mendominasi dengan 54,92% dari total investor. Namun, kontribusi aset mereka masih tergolong kecil, hanya 3% dari total aset seluruh investor yang mencapai Rp 1.671 triliun per November 2024.

Inarno Djajadi menekankan bahwa dominasi generasi muda ini menunjukkan potensi besar untuk mendorong pertumbuhan pasar modal di masa mendatang. "Mayoritas SID individu didominasi generasi muda di bawah 40 tahun yang mencapai 79% dari total SID. Ini menunjukkan potensi besar untuk mendorong potensi pasar modal di masa datang," ujarnya dalam acara Capital Market Forum 2025 di Gedung BEI, Jakarta. ​

Pertumbuhan Jumlah Investor dan Peran Investor Domestik

Hingga akhir Januari 2025, jumlah SID mencapai 15,7 juta investor dan diproyeksikan akan terus bertambah ke depannya. Investor ritel domestik masih mendominasi transaksi saham di pasar modal. Dari Januari hingga Maret 2025, investor domestik berperan sebagai penyeimbang aliran dana asing, sekaligus menjadi indikator kepercayaan terhadap pasar modal tanah air.​

Inarno Djajadi menyatakan bahwa tahun ini pasar modal dalam negeri masih menghadapi berbagai tantangan, seperti perlambatan ekonomi di beberapa negara, ketidakpastian geopolitik, kebijakan baru bank sentral, hingga kebijakan baru Amerika Serikat. Namun, dia optimistis peluang tetap ada dan investor domestik semakin berperan menjaga stabilitas pasar. "Saya optimistis peluang tetap ada dan investor domestik semakin berperan menjaga stabilitas pasar," ujarnya. ​

Upaya Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan

Peningkatan jumlah investor muda tidak terlepas dari upaya berbagai pihak dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama OJK dan Self-Regulatory Organization (SRO) lainnya telah melakukan edukasi masif sebanyak 33.955 kegiatan dengan jumlah peserta lebih dari 57 juta orang sepanjang tahun 2024.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyatakan bahwa pasar modal dapat berperan aktif dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Potensi ini hanya dapat terwujud jika seluruh pemangku kepentingan seperti pemerintah, regulator, korporasi, dan investor, bersinergi untuk memajukan pasar modal yang lebih inklusif, transparan, dan berdaya saing global," ucapnya. ​

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meskipun jumlah investor muda meningkat, tantangan masih ada, terutama terkait literasi keuangan dan kemampuan investasi. Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, Aditya Jayaantara, mengaku optimistis bahwa pergerakan investor muda dapat mengembangkan pola pikir berinvestasi di pasar modal. "Mindset sudah ditumbuhkan sehingga 54,92 persen itu kami optimistis akan bergerak ke arah yang lebih besar lagi dari segi penumbuhan dana," ujarnya. 

Dengan dominasi generasi muda dalam investasi, diharapkan pasar modal Indonesia akan semakin berkembang dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Sinergi antara pemerintah, regulator, dan pelaku industri diperlukan untuk menciptakan ekosistem investasi yang inklusif dan berkelanjutan.