Jakarta - Era digitalisasi telah membawa perubahan besar dalam cara generasi muda Indonesia berinteraksi dengan dunia investasi. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, media sosial dan aplikasi finansial kini menjadi sumber informasi utama bagi para investor muda.
Data terbaru dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan bahwa hampir 80% dari total investor pasar modal Indonesia kini berasal dari generasi Milenial dan Gen Z. Hal ini menggambarkan potensi besar yang dimiliki oleh segmen ini dalam mendorong pertumbuhan pasar modal tanah air, Kamis, 9 Januari 2025.
Informasi ini sejalan dengan data yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), yang mencatat peningkatan signifikan dalam kinerja pasar modal Indonesia. Sepanjang tahun 2024 hingga 9 Agustus, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) telah mencapai Rp11,8 triliun. Angka ini tidak hanya menunjukkan tingginya minat tetapi juga meningkatnya aktivitas investor muda dalam bertransaksi di pasar modal.
Fifi Virgantria, Direktur Retail & Information Technology BRI Danareksa Sekuritas, mengungkapkan bahwa peningkatan minat generasi muda di dunia investasi didorong oleh kesadaran yang semakin tinggi akan pentingnya perencanaan keuangan masa depan. "Generasi muda, khususnya Millennial dan Gen Z, kini lebih menyadari pentingnya investasi untuk masa depan mereka. Mereka mulai beralih dari metode menabung konvensional ke instrumen investasi yang lebih modern, seperti saham, reksa dana, dan obligasi," ujar Fifi.
Inovasi digital yang dihadirkan oleh berbagai platform investasi turut memainkan peran penting dalam menggaet minat kaum muda. Salah satu contohnya adalah BRIGHTS, platform investasi yang dikembangkan oleh BRI Danareksa Sekuritas. Platform ini dirancang khusus untuk memudahkan generasi muda dalam memulai perjalanan investasi mereka dengan yakin dan percaya diri. Dengan fitur canggih dan tampilan yang ramah pengguna, BRIGHTS menawarkan akses mudah ke berbagai instrumen investasi.
"BRIGHTS hadir untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi kalangan muda untuk memulai investasi. Kami berharap ini dapat menjadi solusi bagi mereka yang ingin berinvestasi dengan cara yang sederhana namun efektif," tambah Fifi Virgantria.
Tren ini juga didukung oleh faktor-faktor lain, seperti literasi keuangan yang semakin baik, akses yang lebih mudah ke informasi investasi, dan beragamnya pilihan produk investasi yang tersedia. Generasi muda kini lebih banyak memanfaatkan konten edukasi yang tersedia secara luas di internet, seperti video tutorial dan artikel, untuk memperdalam pemahaman mereka tentang investasi.
Selain itu, demografi Indonesia yang didominasi oleh generasi muda menjadi faktor pendorong kuat bagi pertumbuhan ini. Milenial dan Gen Z merupakan kelompok usia yang sangat terhubung dengan teknologi dan cenderung lebih terbuka terhadap inovasi dalam layanan keuangan. Mereka juga lebih tertarik dengan pendekatan investasi yang fleksibel dan dapat diakses secara online.
Namun, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah bagaimana mengedukasi lebih banyak generasi muda untuk berinvestasi secara bijak dan bertanggung jawab. Literasi keuangan harus terus ditingkatkan agar mereka dapat memahami risiko yang terkait dengan investasi dan membuat keputusan yang tepat. Ini menjadi tugas bersama antara pemerintah, sektor swasta, dan berbagai institusi pendidikan untuk menyusun strategi edukasi yang efektif.
Kendati demikian, dengan keberadaan platform-platform digital yang semakin inovatif dan informasi yang semakin mudah diakses, investor muda Indonesia diharapkan dapat terus berkembang dan berkontribusi bagi perekonomian negara.
Potensi besar dari generasi muda ini, jika dikelola dengan baik, tidak hanya akan menguntungkan pasar modal Indonesia, tetapi juga memperkuat stabilitas ekonomi nasional dalam jangka panjang. Oleh karena itu, kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk menyokong perjalanan investasi generasi muda ini menuju masa depan yang lebih cerah dan sejahtera.