Jakarta - PT Suryalaya Anindita International (SAI), anak usaha dari perusahaan terkemuka PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), baru-baru ini mengumumkan langkah strategisnya dalam memperkokoh eksistensi bisnis dengan menandatangani perjanjian kredit fantastis sebesar Rp1,4 triliun.
Perjanjian ini dilakukan bersama salah satu bank terbesar di Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk (BCA), memberikan sinyal positif terhadap rencana ekspansi dan pengembangan infrastruktur bisnis perseroan, Kamis, 9 Januari 2025.
Pada keterangan resmi yang dikeluarkan hari ini, Kamis, 9 Januari 2025, perjanjian kredit tersebut telah ditandatangani pada tanggal 7 Januari 2024. "Jangka waktu fasilitas pinjaman adalah maksimal 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal penandatanganan," ujar Yulean, Corporate Secretary SSIA, dalam pernyataannya yang diterima redaksi.
Perjanjian kredit dengan nilai fantastis ini dibagi menjadi dua segmen, yaitu Tranche A dan Tranche B. Tranche A memiliki plafon kredit senilai Rp1,2 triliun, yang akan dimanfaatkan untuk proyek renovasi Melia Bali Hotels & Resorts. Sedangkan Tranche B yang bernilai Rp215 miliar, direncanakan untuk keperluan perpanjangan hak pengelolaan lahan (land utilisation deed) milik InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) serta untuk proyek yang sama di Melia Bali Hotels & Resorts.
Melia Bali Hotels & Resorts, yang merupakan salah satu properti andalan SAI, akan menjalani proses renovasi besar-besaran. "Untuk tahun 2025, tidak ada pendapatan usaha dari Melia Bali Hotel & Resort sehubungan dengan adanya renovasi tersebut," tambah Yulean, menyoroti dampak temporer dari proyek ini terhadap pendapatan hotel tersebut.
Renovasi Melia Bali Hotels & Resorts merupakan bagian dari strategi besar perseroan untuk meningkatkan nilai aset dan daya saing di industri perhotelan yang semakin ketat persaingannya. Langkah ini diharapkan dapat mendongkrak tingkat hunian dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi wisatawan yang menginap di hotel tersebut setelah renovasi selesai.
Yulean juga menegaskan bahwa meski proyek renovasi ini akan meningkatkan liabilitas karena tambahan biaya bunga dari fasilitas pinjaman tersebut, aset serta pendapatan usaha SAI dan Perseroan secara konsolidasi diproyeksikan akan bertambah dalam jangka panjang. "Aset serta pendapatan usaha SAI dan Perseroan secara konsolidasi akan bertambah, walaupun liabilitas juga naik. Selain itu, akan ada tambahan biaya bunga dari fasilitas pinjaman, serta tambahan depresiasi penyusutan atas renovasi tersebut," tuturnya.
Keputusan SAI untuk terus berinvestasi di Melia Bali merupakan refleksi dari komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi yang lebih berarti pada sektor pariwisata nasional. Dengan peningkatan fasilitas dan renovasi yang akan dilakukan, Melia Bali diharapkan dapat membawa dampak positif tidak hanya bagi kinerja keuangan SAI, tetapi juga bagi pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya di sektor pariwisata Bali.
Kerja sama dengan BCA dalam penyediaan dana tersebut menunjukkan kepercayaan lembaga keuangan terkemuka terhadap potensi bisnis yang digarap oleh SAI. Hal ini juga mencerminkan kondisi keuangan yang sehat dan prospek bisnis yang menjanjikan dari anak usaha SSIA tersebut.
Penandatanganan perjanjian kredit ini tidak hanya menjadi tonggak penting bagi SAI, tetapi juga meningkatkan optimisme investor terhadap langkah-langkah strategis yang dijalankan oleh SSIA dalam menghadapi dinamika pasar dan tantangan industri di masa mendatang.
Dengan investasi ini, SAI berharap dapat mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri perhotelan nasional dan memperkuat kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Ini juga menandakan bahwa SAI siap untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan dalam era pariwisata pasca-pandemi, dengan mengedepankan kualitas layanan dan fasilitas di Melia Bali Hotels & Resorts.
